Di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda Tanah Air, perekonomian nasional mulai bangkit di kuartal ketiga tahun ini. Salah satu industri yang menunjukkan perbaikan adalah industri pendukung infrastruktur yakni semen. Geliat industri semen mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga tahun ini.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri semen menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal III-2020, meski masih minus. Produksi semen di kuartal III 2020 naik hampir setengah produksi kuartal sebelumnya tahun ini.

"Produksi semen kuartal ketiga itu sebesar 18,1 juta ton dibandingkan triwulan II itu naik 42,09%," kata Agus, dalam diskusi virtual bertajuk Penanganan Covid-19, Pemulihan Ekonomi Nasional, dan Ketahanan Pangan, awal pekan ini.

Meski tercatat mengalami kenaikan secara kuartalan, produksi semen kuartal III tahun ini masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Agus mengatakan produksi semen kuartal III tahun ini turun 9% dibandingkan kuartal III-2019.

Mulai bangkitnya industri semen di kuartal III terlihat dari kinerja keuangan perusahaan semen yang tercatat di bursa saham. Data laporan keuangan tiga emiten semen menunjukkan adanya peningkatan penjualan lebih dari 25% sepanjang Juni hingga September tahun ini.

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk yang induk usaha dari tujuh perusahaan semen, termasuk PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB), menunjukkan adanya peningkatan pendapatan di kuartal III. Pendapatan Semen Indonesia di kuartal III naik 28,9% menjadi Rp 9,60 triliun.

Jika dibandingkan kuartal III tahun lalu, pendapatan Semen Indonesia memang turun hingga 18,5%. Total pendapatan Semen Indonesia sepanjang sembilan bulan tahun ini mencapai Rp 25,62 triliun, turun 8,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kinerja penjualan Semen Indonesia mungkin cukup untuk bisa melihat industri semen. Semen Indonesia merupakan penguasa pasar (market leader) industri semen, memegang pangsa 53% persen pasar semen di Indonesia. BUMN memiliki tujuh perusahaan semen, salah satunya PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) yang sebelumnya bernama Holcim.

Tak hanya Semen Indonesia, emiten semen lain pun mengalami hal yang sama. Penguasa pasar semen di urutan kedua PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) juga mengalami peningkatan pendapatan di kuartal III.

Data laporan keuangan Indocement mencatat pendapatan di kuartal III tahun ini Rp 3,97 triliun. Nilai ini lebih tinggi 41,3% dibandingkan kuartal II yang hanya Rp 2,81 triliun. Namun, jika dibandingkan dengan kuartal III tahun lalu, masih lebih rendah 9%.

Total pendapatan Indocement sepanjang Januari hingga September 2020 tercatat Rp 10,15 triliun. Capaian ini menurun 10,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Peningkatan pendapatan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) paling tinggi. BUMN ini mencatat pertumbuhan pendapatan kuartal III-2020 mencapai 42,26%, dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun, sama saja dengan emiten semen lain, jika dibandingkan dengan kuartal III tahun lalu tercatat mengalami penurunan 9%.

Total pendapatan Semen Baturaja sejak awal tahun hingga kuartal III tahun ini Rp 1,15 triliun. Angka ini menurun 10,6% dibandingkan kuartal III tahun lalu yang mencapai 1,42 triliun.

Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat hingga September penjualan semen domestik 44,65 juta ton. Turun 8,52% dari realisasi penjualan di periode 9 bulan pertama tahun lalu yang mencapai 48,80 juta ton. Untuk kuartal III saja, penjualan semen domestik 17,5 juta ton atau turun 9,72%.

Kinerja positif ditunjukkan pada penjualan ke luar negeri. Ekspor semen dalam sembilan bulan tahun ini tumbuh 44,85% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi 6,85 juta ton. Meski mengalami peningkatan, penjualan ekspor masih jauh lebih kecil dibandingkan penjualan di dalam negeri.

Pembangunan Proyek Infrastruktur Mulai Kembali Berjalan

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui yang masih mengalami perlambatan adalah sektor konstruksi. Hal ini dikarenakan ada beberapa proyek infrastruktur yang mengalami penundaan akibat pandemi. Namun, proyek-proyek tersebut sudah mulai kembali jalan pada kuartal III.

“Proyek-proyek pembangunan fisik yang sempat tertunda saat ini sudah secara bertahap mulai berjalan lagi,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/11).

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pun mengaku akan terus mengenjot prmbangunan proyek-proyek infrastruktur. Saat ini ada 158 proyek pembangunan infrastruktur yang digarap dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

"Semua itu bukan proyek APBN, nilainya Rp 1.308 triliun," jelas Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Eko Heripoerwanto dalam konferensi pers, Senin (9/11).

Dari total proyek tersebut, ada 26 proyek senilai Rp 361,65 triliun yang sudah masuk dalam tahap transaksi dan pengerjaan. Proyek yang dimaksud meliputi sektor sumber daya air, jalan dan jembatan, permukiman, serta perumahan.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga mencatat investasi dalam negeri di sektor konstruksi pada kuartal III 2020 paling tinggi. Nilainya mencapai Rp 23 triliun atau naik dua kali lipat dibandingkan kuartal sebelumnya Rp 11,83 triliun.

Realisasi ini juga lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 15,75 triliun.  Berdasarkan data realisasi investasi BKPM yang dirilis Oktober lalu, jumlah proyek yang dikerjakan turut meningkat dari 1.604 proyek pada kuarta II menjadi 1.973 proyek.