Emiten Grup Hary Tanoe Gencar Gaet Investor untuk Tambah Modal

Arief Kamaludin | KATADATA
Gedung MNC
Penulis: Ihya Ulum Aldin
1/2/2021, 18.27 WIB

Berdasarkan laporan keterbukaan informasi, MNC Vision Networks mampu mengantongi dana segar senilai Rp 857,18 miliar karena harga pelaksanaannya dipatok Rp 300 per saham. Dana yang diterima tersebut, dipergunakan untuk memperkuat struktur permodalan.

Sebelumnya, PT MNC Investama Tbk (BHIT) juga melaksanakan private placement pada 8 Desember 2020 dengan menerbitkan sebanyak 5,99 miliar unit saham dengan nilai nominal Rp 100 dan harga pelaksanaan juga senilai Rp 100 per saham.

Dengan begitu, MNC Investama mampu mengantongi dana segar senilai Rp 5,99 miliar dari aksi korporasi ini. Sebagai investor yaitu Tempus Eternity Ltd dan Scotts Investment Corporation.

Dana yang didapat, digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan keuangan perusahaan. Termasuk untuk digunakan pada pemenuhan kebutuhan modal kerja perusahaan.

MNC (Arief Kamaludin | KATADATA)

PT Global Mediacom Tbk (BMTR) juga melaksanakan private placement pada 17 September 2020 dengan menerbitkan sebanyak 549,48 juta unit saham baru dengan nominal Rp 100 per saham. Harga pelaksanaannya mencapai Rp 282 per saham.

Dengan jumlah saham baru dan harga pelaksanaan, maka Global Mediacom berhasil meraup dana senilai Rp 154,95 miliar. Pihak yang menjadi investor adalah Marco Prince Corp.

Dana yang diterima oleh Global Mediacom, setelah dikurangi biaya-biaya terkait aksi korporasi penambahan modal tersebut, akan dipergunakan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan.

Analis Penyelia Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengatakan, meski volatilitas pasar saham tinggi, penambahan atau penyertaan modal, khususnya untuk Grup MNC merupakan langkah yang baik. Alasannya, untuk memperbaiki kinerja balance sheet yang sudah over-leveraged.

"Agak tinggi juga komponen utang dolarnya terlepas dari volatilitas pasar saham saat ini," kata Janson kepada Katadata.co.id, Senin (1/2).

Serangkaian aksi korporasi tersebut, dinilai tidak memiliki risiko, bahkan bagus untuk emiten. Menurutnya, jarang sekali ada investor untuk mau menambah penyertaan modal kecuali investor tersebut sudah yakin akan adanya pemulihan permintaan.

"Investor tersebut sudah yakin akan adanya demand recovery di sektor media dan ekonomi Indonesia bisa pulih kembali di triwulan II tahun 2021," katanya.

Halaman: