Pendapatan mayoritas Krakatau Steel masih berasal dari penjualan produk baja di dalam negeri yang nilainya mencapai US$ 1,04 miliar, relatif stagnan dibandingkan tahun sebelumnya.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan juga ikut turun 13,47% pada 2020 menjadi US$ 1,21 miliar, dari semula senilai US$ 1,4 miliar.
Dengan efisiensi tersebut, laba bruto Krakatau Steel 2020 senilai US$ 138,78 juta, meroket hingga 721% dari US$ 16,89 juta pada 2019. Apalagi, beberapa pos beban lainnya juga menurun yang membuat profitabilitas Krakatau Steel terjaga.
Seperti beban penjualan yang senilai US$ 27,74 juta atau turun 18,88% dari US$ 34,2 juta. Beban umum dan administrasi senilai US$ 88,17 juta, turun 51,42% dari US$ 181,49 juta. Lalu, beban operasi lainnya senilai US$ 13,52 juta atau turun 95,24% dari US$ 284,26 juta.
Penurunan beban keuangan yang dilakukan manajemen Krakatau Steel sepanjang tahun lalu, membuat Krakatau Steel mencatatkan laba operasi senilai US$ 166,65 juta, jauh lebih baik dibandingkan rugi operasi US$ 448,76 juta pada 2019.
Salah satu beban besar yang perlu dikeluarkan oleh Krakatau Steel tahun lalu adalah biaya keuangan senilai US$ 138,34 juta. Biaya tersebut juga mampu diturunkan 7,77% dibandingkan 2019 senilai US$ 150 juta.