DPR Desak Garuda Indonesia Tutup Rute Internasional

Arief Kamaludin|KATADATA
Garuda Indonesia
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
24/6/2021, 19.30 WIB

Andre menambahkan, penyebab terjadinya krisis keuangan di Garuda Indonesia, lantaran adanya beban di masa lalu. Salah satunya sewa pesawat dengan harga mahal. Selain itu juga kasus korupsi atau adanya suap pada pembelian pesawat Bombardier.

Hal itu, diperparah dengan kondisi Covid-19 yang makin memukul kinerja keuangan Garuda Indonesia. Pasalnya, pemerintah Indonesia dan negara-negara lain, melakukan pembatasan yang menyebabkan permintaan menurun.

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Martin Manurung juga menekankan kepada manajemen Garuda untuk hanya menerbangi pesawat dengan rute-rute yang menghasilkan pendapatan. Hal tersebut, tidak terbatas pada rute internasional saja, melainkan rute domestik yang merugikan.

“Semua rute yang rugi, baik domestik maupun internasional, agar tidak diterbangi dulu sampai membaiknya kondisi perusahaan di masa mendatang,” kata Martin kepada Katadata.co.id.

Sampai Mei 2021, Garuda Indonesia tercatat memiliki liabilitas atau utang yang menembus US$ 4,9 miliar atau sekitar Rp 70 triliun. Sementara nilai aset yang dimiliki Garuda hanya mencapai Rp 30 triliun. Sehingga, ekuitas Garuda menjadi negatif Rp 41 triliunan.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin