Angkasa Pura II Jalankan Dua Strategi untuk Lunasi Obligasi Rp 239 M

ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.
Warga Negara Asing (WNA) berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (29/11/2021). Pemerintah memberlakukan larangan WNA dari Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambique, Eswatini, Malawi, Angola, Zambia dan Hongkong untuk masuk ke wilayah Indonesia guna mencegah masuknya varian COVID-19 B.1.1.529 atau Omicron dan mewajibkan karantina selama 14 hari bagi penumpang yang berkunjung dari negara tersebut, sedangkan penumpang dari selain negara terse
Penulis: Ihya Ulum Aldin
15/12/2021, 20.05 WIB

PT Angkasa Pura II (Persero) menerapkan strategi bisnis bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19. Dengan strategi itu, pengelola 20 bandara ini mampu membayar utang-utangnya.

Langkah taktis yang BUMN ini tempuh yakni dengan memperketat biaya. Cost leadership ini mengukur hasil yang didapat dengan biaya yang dikeluarkan dalam setiap program. Strategi berikutnya yakni pengaturan arus keluar-masuk kas (cash flow management) secara efisien.

Untuk menjalankan dua strategi tersebut, AP II mengimplementasikan skema pembiayaan kontraktor. Tujuannya menjaga pengembangan dan pembangunan infrastruktur penting untuk mendukung operasional bandara dan pemulihan ekonomi nasional.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko AP II Wiweko Probojakti mengatakan, dengan strategi tersebut secara tidak langsung membantu AP II memenuhi kewajiban dengan tetap menjaga kesinambungan pembangunan infrastruktur bandara.

Pada 10 Desember 2021, AP II melunasi pokok Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2018 Seri A sebesar Rp 200 miliar. Pada tanggal yang sama, AP II membayar kupon Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2018 Seri A dan B ke-12 senilai Rp 16,63 miliar.

Sementara pada 29 Desember 2021, AP II akan membayarkan bunga Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2016 Seri B dan C ke-22 senilai Rp 22,45 miliar. “Pelunasan pokok obligasi dan pembayaran kupon obligasi ini selain bentuk komitmen terhadap kreditur dan bondholder, juga menunjukkan fundamental AP II yang membaik,” ujar Wiweko.

Menurut Wiweko, perusahaan menandatangani skema pembiayaan kontraktor bersama dengan Wijaya Karya dan Bank Mandiri untuk pembiayaan empat pekerjaan dengan nilai maksimal Rp 400 miliar.

Keempat pekerjaan itu yakni pembangunan hotel domestik Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, jasa konstruksi lanjutan pekerjaan aksesibilitas, pelebaran dan perpanjangan runway Bandara Banyuwangi, dan perluasan gedung Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

"Ini adalah salah satu opsi pendanaan yang prosesnya sederhana dan bunga yang kompetitif," kata Wiweko dalam siaran pers, Rabu (15/12).

Bunga yang kompetitif itu disebabkan ada kepentingan tiga pihak yang terlibat: AP II selaku pemberi pekerjaan, Wika sebagai kontraktor, dan Bank Mandiri sebagai lembaga keuangan yang melakukan pembiayaan. Dengan demikian bisa mewujudkan cost leadership.

Menurut Wiweko, melalui opsi pembiayaan dengan kontraktor ini, bank akan membayarkan terlebih dahulu tagihan dari kontraktor. Skema ini akan membuat AP II bisa lebih efisien dalam mengatur arus kasnya.

Opsi pembiayaan kontraktor juga untuk memastikan pembangunan infrastruktur di bandara AP II dapat tetap berjalan. "Sehingga daya saing bandara dapat tetap terjaga dan mendukung pemulihan ekonomi nasional,” kata Wiweko.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, membaiknya fundamental AP II didukung oleh strategi bisnis bertahan hidup dan operasional bandara yang mampu beradaptasi di tengah pandemi.

Menurutnya, AP II menjaga operasional bandara-bandara yang dikelolanya melalui penerapan operasional yang tangguh, cepat beradaptasi, mengutamakan kerampingan. "Sehingga dapat menghadapi tantangan pandemi Covid-19 dengan baik,” kata Awaluddin.

Saat ini, lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta berangsur pulih, dengan rasio pemulihan diperkirakan 70% pada triwulan IV 2021. Ia mengatakan semakin pulihnya lalu lintas penerbangan turut mendorong perbaikan fundamental AP II.

Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan, jumlah penumpang pesawat domestik mencapai 2,92 juta orang pada Oktober 2021. Jumlah tersebut, seperti terlihat dalam Databkos berikut ini, naik 48,45 % dibandingkan pada bulan sebelumnya yang sebesar 1,97 juta orang.