Omzet Holding BUMN Farmasi Meroket 203% jadi Rp 43 T, Ditopang Vaksin

ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Karyawan memeriksa kondisi suhu Envirotainer berisi bahan baku vaksin COVID-19 Sinovac saat tiba di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Minggu (20/6/2021).
Penulis: Lavinda
21/6/2022, 15.29 WIB

Kinerja Bio Farma sebagai induk, dikontribusi dari sektor pemerintah melalui penugasan penyediaan vaksin Covid-19, sebesar Rp 26,81 triliun. Disusul dengan sektor ekspor mencapai Rp 1,47 triliun, atau meningkat 47,58% dibanding tahun sebelumnya. Kemudian, pendistribusian vaksin Covid-19 hibah sebesar Rp 388,83 miliar.

Sementara itu, Kimia Farma berkontribusi sebesar 29,6% dari total pendapatan bersih, atau mencapai Rp 12,85 triliun. Penjualan Kimia Farma didominasi oleh peningkatan pada segmen manufaktur yang tumbuh hingga 246,75%, dan segmen ritel yang tumbuh 19,12% dari tahun sebelumnya.

Indofarma berkontribusi sebesar 6,68% atau mencapai Rp 2,9 triliun, atau meningkat sebesar 69,15%. Pencapaian tersebut berasal dari peningkatan nilai penjualan dari segmen produk Obat sebesar Rp2,1 triliun, naik Rp1,234 triliun atau 142,52% dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp 865,86 miliar. Adapun, pengadaan vaksin Covid-19 memberikan kontribusi penjualan bersih sebesar Rp 924,76 miliar.

Kinerja Holding BUMN Farmasi diharapkan akan berlanjut pada 2022, terlebih perusahaan sedang bertransformasi ke industri layanan kesehatan dan digitalisasi layanan kesehatan.

Halaman: