Novita mengatakan, sekitar 85% dari portofolio pinjaman terdiri dari pinjaman dengan suku bunga floating. Dengan demikian, BNI memiliki fleksibilitas untuk mengelola margin seiring dengan tren kenaikan suku bunga.
"BNI juga sepakat bahwa yang menjadi prioritas BNI yaitu kualitas aset. Tentunya penyesuaian bunga kredit di BNI tidak kami lakukan,"katanya.
Novita mengatakan, BNI melihat bahwa tren perbaikan kualitas kredit ke depan terus membaik. Selain itu, pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai yang sudah dibentuk oleh BNI berada di level cukup.
"Di mana covered kita mencapai 270% ini jumlah yang sangat cukup untuk mengcover risiko di masa yang akan datang,"katanya.
Suku bunga deposito dan kredit sempat alami penurunan akibat suku bunga BI yang rendah. Dengan kenaikan suku bunga acuan BI ini, biasanya akan mendorong kenaikan suku bunga perbankan, baik untuk bunga simpanan maupun pinjaman.