Kementerian BUMN berencana melaksanakan penawaran saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) dua anak usaha Pertamina, yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE).
Wakil Menteri BUMN, Pahala Nugraha Mansury menjelaskan hasil IPO yang didapatkan oleh PGE akan digunakan untuk merealisasikan rencana pertumbuhan kapasitas listrik panas bumi sebesar 600 mega watt (MW) dalam lima tahun ke depan.
Aksi korporasi ini juga diharapkan bisa merealisasikan rencana Pertamina grup untuk memiliki nilai valuasi sebesar US$ 100 miliar.
Pahala mengatakan, Kementerian BUMN telah melakukan sejumlah kebijakan komersil sebelum memutuskan untuk mendorong IPO PGE. Salah satunya yaitu memastikan serapan listrik panas bumi yang dihasilkan oleh operasional pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) PGE terserap oleh PLN.
"Saat ini kami sudah memiliki kontak PPA juga dengan PLN serta beberapa yang lain, sehingga kami harapkan dari 600 MW tersebut akan dikembangkan dalam 5 tahun mendatang. Kami juga sedang melakukan pendaftaran kepada OJK yaitu pendaftaran di tahap 1," ujar Pahala dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VI DPR pada Rabu (7/12).
Sejauh ini perkembangan proses IPO PGE berada pada tahap registasi OJK tahap ke-1 dan ke-2 serta sedang dilakukan penyampaian rentang harga IPO kepada OJK.
BUMN juga berencana untuk melakukan IPO pada PHE yang merupakan badan usaha milik negara yang bergerak pada produksi dan ekplorasi minyak dan gas bumi (migas). Pahala mengatakan, hasil pendanaan IPO akan digunakan untuk merealisasikan produksi dalam 5 tahun ke depan.
Adapun progresnya saat ini berada pada tahap registasi OJK tahap ke-1 dan tahap ke-2 dan sedang dalam proses tinjauan lebih lanjut oleh OJK. "PHE bisa menawarkan 10% sampai 15% sahamnya di pasar modal," ujar Pahala.
IPO Palm Co. dan Pupuk Kaltim
Selain mendorong IPO di grup Pertamina, Kementerian BUMN juga menyasar IPO pada perusahaan perkebunan Palm Co yang merupakan sub-holding di bidang sawit dari holding perkebunan BUMN PT Perkebunan Nusantara III.
Pahala menyebut hasil pendanaan dari IPO akan digunakan untuk mendorong investasi peningkatan produksi dan memaksimalkan nilai perusahaan. Adapun perkembangan IPO Palm Co masih dalam tahap persiapan.
"IPO Palm Co untuk hiliriasai sawit dan pengembangan dari bio solar seperti pome dan fame dan melakukan penanaman ulang bagi perkebunan sawit yang berada di PTPN," kata Pahala.
Selanjutnya, badan usaha negara yang sebagaian sahamya akan dilepas ke publik adalah PT Pupuk Kalimantan Timur atau PKT yang merupakan anak perusahaan PT Pupuk Indonesia.
Sejauh ini, proses pengajuan IPO berada di tahap proses pemilihan advisor atau penasihat keuangan dan penasihat hukum yang diharapkan untuk bisa mendukung pelaksanaan IPO perusahaan.
Pahala mengatakan, hasil IPO akan digunakan untuk capacity expansion atau peningkatan kapasitas produksi pupuk hingga merealisasikan industri kimia dan pembangunan pabrik amoorea di Papua.