Nilai Pasar GoTo Turun Menjadi Rp 95,17 T Imbas Harga Saham Anjlok

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom.
Ilustrasi, pekerja melihat pergerakan saham GoTo (Gojek Tokopedia) di Jakarta, Jumat (18/11/2022).
Penulis: Agung Jatmiko
11/12/2022, 15.58 WIB

Karena harga saham GoTo terus turun setelah perjanjian penguncian saham atau lock up berakhir, nilai pasar perusahaan turun menjadi US$ 6,1 miliar atau Rp 95,17 triliun (asumsi kurs Rp 15.603/US$).

Mengutip Tech In Asia, Sabtu (10/12), nilai pasar atau market value GoTo ini, tercatat hampir setengah dari rival regionalnya, Grab, yang tercatat sebesar US$ 11,8 miliar. Per Juli 2022, Grab memiliki market size sebesar US$ 9,6 miliar, sedangkan GoTo US$ 25,5 miliar.

Harga saham decacorn teknologi Indonesia tersebut terus tenggelam di Bursa Efek Indonesia (BEI), turun sekitar 7% setiap hari sejak masa lock up berakhir pada 30 November.

Dilaporkan bahwa GoTo mengadakan diskusi dengan investor utamanya, termasuk Alibaba dan SoftBank, untuk penjualan saham terkontrol senilai US$ 1 miliar untuk menghindari penurunan harga, tetapi rencana tersebut tidak berjalan dengan baik.

Pada perdagangan Jumat (9/12), saham GoTo ditutup di level Rp 93, turun sekitar 72% dari harga sewaktu IPO, yakni sebesar Rp 338.

Sebelumnya, manajemen GOTO telah menjelaskan fenomena penurunan harga saham setelah masa penguncian atau lock up saham berakhir. Group President GoTo, Patrick Cao mengatakan, fluktuasi harga saham GOTO sama seperti harga saham perusahaan publik lainnya, merupakan bagian dari mekanisme pasar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor.

"Hal itu termasuk pada kondisi makro ekonomi pasar modal, kompetisi, dan kinerja perusahaan," kata Patrick dalam Paparan Publik Insidental secara virtual, Kamis (8/12).

Menurutnya, penurunan harga saham dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya, investor awal membeli di harga saham lebih rendah, kemudian merealisasikan keuntungan.

Selain itu, dapat pula karena faktor berakhirnya masa investasi atau fund live untuk investor finansial, dan kebutuhan likuiditas di akhir tahun, atau kebutuhan likuiditas lainnya.

"Banyak dari variabel ini merupakan hal-hal di luar kontrol dan di luar pengetahuan perusahaan," ujarnya.

Kendati demikian, GOTO akan terus fokus untuk mendorong pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan melalui berbagai strategi. Beberapa di antaranya, menciptakan produk dan layanan berkualitas, meningkatkan engagement dan pengguna berkualitas, serta melakukan kegiatan bisnis secara efisien untuk mempercepat perolehan keuntungan.