PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan tidak membagikan dividen tahun buku 2023 untuk para pemegang saham.
Direktur Utama Timah, Ahmad Dani Virsal menyampaikan perusahaan milik negara biasanya tidak membagikan dividen saat kinerja keuangannya merugi. Selain itu, saat ini perusahaan tengah fokus pada upaya untuk meningkatkan efisiensi dan mencapai target produksi.
Ahmad mengklaim, investor cenderung lebih senang dengan pertumbuhan nilai saham atau capital gain daripada hanya mengandalkan dividen. “Di BUMN jarang bagi dividen kalau rugi, referensi investor kan bukan cuma dividen, tapi lebih happy kalau capital gain,” kata Ahmad dalam Media Gathering PT Timah Tbk di Jakarta Pusat, Rabu (3/4).
Ahmad menyampaikan terjadi penurunan produksi dan penjualan PT Timah sepanjang tahun lalu sebagai berikut:
- Produksi bijih timah turun 26% menjadi 14.855 ton
- Produksi logam timah turun 23% menjadi 15.340 metrik ton
- Penjualan logam timah turun 31% menjadi 14.385 metrik ton
Tren penurunan itu sudah mulai terjadi sejak 2021. Meski begitu, ia optimistis jumlah produksi mineral timah naik tahun ini. “Kami sedang berupaya memperbaiki tata kelola di internal, baik kerja sama, membentuk kemitraan, lokasi, penyiapan segala teknis, metode, dan peralatan,” kata Ahmad saat ditemui di Gedung DPR, Senayan pada Selasa (2/4).
Seperti diketahui, TINS membukukan rugi tahun berjalan sekitar Rp 449,67 miliar pada 2023. Kondisi ini berbalik dari tahun sebelumnya, di mana mereka sempat mencatatkan laba Rp 1,04 triliun pada 2022. Pembalikan laba menjadi rugi ini beriringan dengan turunnya pendapatan.
Pendapatan Timah pada 2023 mencapai Rp 8,39 triliun, merosot 32,9% secara tahunan dibanding 2022 yang besarnya Rp 12,50 triliun. Penurunan kinerja tersebu dipengaruhi sejumlah faktor, mulai dari kondisi pasar global sampai pertambangan ilegal.
"Kondisi ekonomi global dan domestik yang belum membaik, serta lemahnya permintaan logam timah global di tengah aktivitas penambangan tanpa izin berdampak pada kinerja perseroan di tahun 2023," kata Fina Eliani, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Timah dalam siaran pers, Kamis (28/3).
Manajemen Timah menyatakan akan meningkatkan kinerja produksi pada 2024, melalui penambahan alat tambang, pembukaan lokasi baru, dan program efisiensi berkelanjutan. "Manajemen optimis kinerja perseroan di tahun ini akan lebih baik sesuai dengan target," kata Fina.