Mitratel Terbitkan Obligasi dan Sukuk Berkelanjutan Rp 3 Triliun

Telkom
Emiten menara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) berencana menerbitkan obligasi dan sukuk berkelanjutan dengan target dana yang dihimpun sebanyak-banyaknya Rp 3 triliun.
Penulis: Syahrizal Sidik
20/6/2024, 10.02 WIB

 

Emiten menara telekomunikasi, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) berencana menerbitkan obligasi dan sukuk berkelanjutan tahap pertama. Target dana yang dihimpun keseluruhan dari penawaran umum berkelanutan ini sebanyak-banyaknya Rp 3 triliun.

Secara rinci, nilai itu terbagi atas target penerbitan obligasi Rp 2,5 triliun dan sukuk berkelanjutan Rp 500 miliar. Sebagai tahap awal dari penawaran umum tersebut, anak usaha Telkom Indonesia ini akan menawarkan Obligasi Berkelanjutan I Dayamitra Telekomunikasi Tahap I Tahun 2024 dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya Rp 400 miliar dan sukuk berkelanjutan Rp 100 miliar. 

Dalam penerbitan tahap pertama ini, obligasi dan sukuk ijarah Mitratel diterbitkan dengan tenor 370 hari kelender sejak tanggal emisi. Bunga obligasi dan cicilan imbalan ijarah dibayarkan setiap triwulan, dengan pembayaran pertama  pada 4 Oktober 2024. Sedangkan, bunga obligasi dan cicilan imbalan ijarah terakhir dibayarkan 14 Juli 2025.

Lewat skema ijarah ini, MTEL akan mengalihkan hak manfaat atas objek ijarah yakni menara telekomunikasi senilai Rp 100 miliar kepada PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) selaku wali amanat. 

Obligasi maupun sukuk ijarah berkelanjutan tahap I ini sudah mendapatkan pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) masing-masing idAAA untuk obligasi dan idAAA(sy) untuk sukuk. 

Penjamin pelaksana emisi obligasi dan sukuk ijarah yakni PT BCA Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas (terafiliasi), PT DBS Vckers Sekuritas Indonesia, dan PT Indo Premier Sekuritas. 

Rencana Penggunaan Dana 

Manajemen mengungkapkan seluruh dana hasil penerbitan obligasi berkelanjutan dan sukuk ijarah berkelanjutan Tahap I, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk pelunasan pinjaman. 

Masa penawaran awal obligasi dan sukuk ijarah ini ditetapkan pada 19-25 Juni. Adapun masa penawaran umum obligasi diperkirakan pada 2 Juli dan tanggal penjatahan 3 Juli. 

Perseroan memperkirakan tanggal distribusi obligasi dan sukuk ijarah yakni 4 Juli dan perkiraan pencatatan efek di Bursa Efek Indonesia pada 5 Juli 2024. 

Mitratel fokus pada bisnis menara telekomunikasi beserta ekosistemnya, termasuk fiber optic dan untuk mobile infrastructure. Per kuartal I-2024, Mitratel mencatatkan kinerja positif dengan raihan laba bersih naik 4% menjadi Rp 521 miliar di 3 bulan pertama tahun ini dari kuartal I-2023 sebesar Rp 501 miliar. 

Mengacu publikasi laporan keuangan kuartal pertama 2024, laba bersih itu dicapai seiring dengan total pendapatan yang juga meningkat sebesar 7,3% menjadi Rp 2,21 triliun, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,06 triliun. 

Dari sisi kontribusi, pendapatan terbesar masih disumbang bisnis sewa menara (tower leasing) yang mencapai Rp 1,83 triliun atau berkontribusi 83% terhadap pendapatan. Nilainya naik 5,4% dari kuartal I-2023 sebesar Rp 1,74 triliun. 

Sementara itu, pertumbuhan pendapatan tertinggi secara persentase justru dicatatkan bisnis serat optik yang pendapatannya melesat hingga 149% menjadi Rp 85 miliar dari sebelumnya Rp 34 miliar.