Meski Menguat, Potensi Pelemahan Masih Membayangi Nilai Tukar Rupiah

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi, petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Nilai tukar rupiah tercatat menguat pada Senin (30/3), namun pergerakannya diprediksi masih dalam tekanan.
30/3/2020, 10.13 WIB

Hal ini disebabkan karena kebijakan lockdown yang diambil di beberapa negara untuk mencegah pandemi corona, menyebabkan aktivitas ekonomi berkurang dan menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Lebih lanjut, data-data ekonomi yang dirilis pekan lalu oleh negara yang terkena virus corona, seperti AS, Eropa dan Inggris menurutnya menunjukkan pelemahan yang cukup dalam.

Contohnya, data tenaga kerja AS yang menunjukam jumlah pengangguran naik 10 kali lipat lebih. Selain itu, data aktivitas manufaktur dan sektor jasa juga mengalami penurunan yang signifikan.

"Sentimen penahan pelemahan mungkin datang dari ditanda-tanganinya UU stimulus jumbo AS, yang mengeluarkan dana hingga US$ 2 Triliun untuk meredam dampak negatif pandemi di perekonomian AS.," ucap dia.

Tjendra memperkirakan rupiah berpotensi bergerak di antara Rp 16.100-16.300 per dolar AS hingga penutupan sore ini.

(Baca: BI Prediksi Pengusaha Tak Kerek Harga Meski Dolar AS Tembus Rp 16 Ribu)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria