Detail Kesepakatan Dagang AS-Tiongkok Samar, Rupiah Diramal Melemah

ARIEF KAMALUDIN | KATADATA
Ilustrasi. Rupiah diramal bergerak di antara Rp 13.980-14.050 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
17/12/2019, 08.58 WIB

Nilai tukar rupiah pada pembukaan pasar pagi ini, Selasa (17/12) menguat 0,04% ke level Rp 14.005 per dolar AS. Namun, rupiah diperkirakan bergerak melemah seiring detail kesepakatan dagang AS dan Tiongkok yang hingga kini belum jelas.

Adapun mata uang Asia pagi ini diperdagangkan bervariatif terhadap dolar AS. Mengutip Bloomberg, yen Jepang turun satu poin, dolar Singapura 0,07%, rupee India 0,27%, yuan Tiongkol 0,12%, dan ringgit Malaysia 0,02%.

Sementara itu, dolar Hong Kong naik 0,03%, dolar Taiwan 0,23%, won Korea Selatan 0,26%, peso Filipina 0,09%, dan baht Thailand 0,07%.

Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai, pasar sedang behati-hati karena rincian kesepakatan AS dan Tiongkok masih belum diumumkan. "Ini membantu mendorong pelemahan rupiah terhadap dolar AS," ujar Tjendra kepada Katadata.co.id, Selasa (17/12).

(Baca: Neraca Dagang Defisit US$ 1,3 M, Rupiah Kembali ke Rp 14.000 per Dolar)

Akhir pekan lalu, AS dan Tiongkok mengumumkan kesepakatan dagang tahap pertama. AS sepakat membatalkan tarif baru pada barang Tiongkok senilai US$ 160 miliar dan memotong setengah dari bea masuk untuk barang-barang senilai US$ 120 miliar. Di sisi lain,  Tiongkok berjanji meningkatkan pembelian barang pertanian AS sebesar US$ 32 miliar dalam dua tahun. 

Namun, kesepakatan lainnya seperti permasalahan hak kekayaan intelektual hingga akses pasar keuangan Tiongkok yang sebelumnya diminta AS belum dijabarkan. 

Adapun Tjendra memproyeksikan pelemahan rupiah tak akan dalam karena sebagian besar kekhawatiran akibat kesepakatan dagang sudah hilang.

(Baca: Terus Membengkak, Utang Luar Negeri RI Tembus Rp 5.608 T pada Oktober)

Selain faktor eksternal,  pelemahan rupiah hari ini juga  akan terdorong data defisit neraca perdagangan yang lebih besar dari konsensus. "Rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp 13.980-14.050 per dolar AS," kata dia.

Badan Pusat Statistik atau BPS sebelumnya mencatat defisit neraca perdagangan pada November 2019 mencapai US$ 1,33 miliar. Adapun sepanjang Januari-November 2019, defisit neraca perdagangan mencapai US$ 3,11 miliar.

Reporter: Agatha Olivia Victoria