Nilai tukar rupiah pada perdagangan akhir pekan sore ini, Jumat (29/11) melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah ditutup pada level Rp 14.108 per dolar AS atau melemah 0,12% dibanding posisi penutupan kemarin sore di level Rp 14.091 per dolar AS.
Sementara itu berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah melemah tipis tiga poin ke posisi Rp 14.102 per dolar AS. Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang utama di Asia dan dunia.
"Harapan AS dan Tiongkok akan melakukan gencatan senjata dalam perang tarif, dan data ekonomi AS yang kuat menyebabkan dolar AS menguat," kata Ibrahim kepada Katadata.co.id, Jumat (29/11).
(Baca: Rupiah Melemah Terimbas Kemarahan Tiongkok ke Trump soal UU Hong Kong)
Mengutip Bloomberg, yen Jepang melemah 0,02%, dolar Singapura 0,02%, dolar Taiwan 0,05%, won Korea Selatan 0,21%, peso Filipina 0,2%, rupee India 0,34%, ringgit Malaysia 0,05%, dan dolar Hong Kong melemah satu poin.
Hanya yuan Tiongkok dan baht Thailand yang berhasil menguat terhadap mata uang Negeri Paman Sam. Keduanya terpantau menguat tipis 0,02% terhadap dolar AS. Sedangkan terhadap mata uang utama dunia, dolar AS menguat 0,02% terhadap euro, 0,07% terhadap pound Inggris, 0,04% terhadap dolar Kanada, dan 0,09% terhadap franc Swiss.
Kemarin pagi, Presiden AS Donald Trump akhirnya menandatangani Rancangan Undang-Undang (RUU) HAM Hong Kong menjadi Undang-Undang (UU). Tiongkok pun dengan tegas mengecam langkah AS yang ikut campur dalam urusan dalam negerinya dan menyatakan akan membalas tindakan AS tersebut.
(Baca: Harga Emas Dunia Mulai Menanjak, Logam Mulia Antam Turun Tipis)
Namun belum ada indikasi apakah aksi balasan Tiongkok terhadap AS akan berkaitan dengan pembicaraan dagang yang tengah berlangsung atau tidak.
Selain itu, penguatan dolar AS juga didukung data ekonomi AS yang kuat. Pertumbuhan AS sedikit meningkat pada kuartal III 2019. Berdasarkan data Departemen Perdagangan AS, ekonomi AS tumbuh 2,1% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, serta lebih tinggi dari pertumbuhan pada kuartal II 2019 sebesar 2%.
Dengan adanya sentimen tersebut, Ibrahim memperkirakan mata uang Garuda masih akan melemah pada awal pekan depan. Rupiah diprediksi akan bergerak pada level Rp 14.095 - 14.120 per dolar AS pada perdagangan Senin (2/12).
(Baca: Dolar AS Berjaya Seiring Optimisme Perang Dagang, Rupiah Melemah Tipis)