Sri Mulyani Batal Terbitkan Dua Surat Utang

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Menkeu: Sri Mulyani di halaman Istana Merdeka, Jakarta Puaat (23/10/2019).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Ekarina
28/11/2019, 21.12 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani membatalkan rencana penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN/Sukuk Negara) dan Surat Utang Negara (SUN). Penerbitan SUN seharusnya dilaksanakan pada 3 Desember 2019, sementara SBSN diterbitkan pada 10 Desember 2019.

“Kita menghentikan untuk lelang Surat Utang Negara,” kata Sri Mulyani di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (28/11).

Sri Mulyani mengungkapkan, pembatalan penerbitan dua surat utang tersebut dikarenakan kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir tahun. Menurutnya, seluruh keperluan pembiayaan untuk tahun ini telah terpenuhi.

(Baca: Lampaui Pagu, Pemerintah Tarik Utang Lewat SBN Capai Rp 894 Triliun)

Keperluan tersebut telah terpenuhi dari lelang surat utang di pasar dalam dan luar negeri. Selain itu, keperluan pembiayaan juga telah terpenuhi dari pinjaman bilateral maupun multilateral. 

“Waktu itu kita sudah melakukan front loading dan berdasarkan jumlah estimasi defisit hingga akhir tahun, apa yang sudah kita lelangkan selama ini sudah memenuhi,” kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.

Kementerian Keuangan mencatat penarikan utang melalui penerbitan Surat Berharga Negara atau SBN secara bruto hingga 20 November 2019 telah mencapai Rp 894 triliun. Sementara total penerbitan SBN secara neto mencapai Rp 457 triliun.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko (DJPPR), realisasi penerbitan SBN neto telah melampaui target baru yang ditetapkan sebesar Rp 446,49 triliun. Dalam APBN 2019, target penerbitan SBN neto ditetapkan sebesar Rp 388,96 triliun.

(Baca: Utang Pemerintah 107% dari Target, Antisipasi Defisit Anggaran Bengkak)

Sementara itu, penerbitan SBN bruto masih di bawah target baru pemerintah sebesar Rp 904,08 triliun. Namun, realisasi tersebut lewat dari target dalam APBN 2019 sebesar Rp 825,7 triliun.  

Realisasi penerbitan SBN gross terdiri dari SBN konvensional sebesar Rp 645 triliun dan SBN syariah atau sukuk sebesar Rp 248,91 triliun. Adapun SBN yang jatuh tempo pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp 457,6 triliun. 

Adapun, hingga Oktober 2019 penerimaan negara baru mencapai Rp 1.508,9 triliun per Oktober 2019 atau Rp 69,7 triliun dari target APBN 2019 sebesar Rp 2.168,1 triliun. Sementara, belanja negara sudah mencapai Rp 1.798 triliun atau 73,1% dari target APBN Rp 2.461,1 triliun.

Reporter: Dimas Jarot Bayu