Ekspor Membaik, Neraca Perdagangan Oktober Surplus US$ 161 Juta

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Ilustrasi. Defisit neraca perdagangan tahun lalu mencapai US$ 8,7 miliar, terbesar sepanjang sejarah.
15/11/2019, 09.35 WIB

(Baca: IHSG Diramal Melemah Tertekan Data Neraca Perdagangan )

Sementara itu, kenaikan impor Oktober terutama didorong oleh kelompok bahan baku dan konsumsi yang naik masing-masing 6,17% dan 2,12% menjadi US$ 10,89 miliar dan US$ 1,44 miliar. Sedangkan impor barang modal turun 5,87% menjadi US$ 2,44 miliar

"Peningkatan impor nonmigas cukup besar terjadi pada mesin dan peralatan listrik, serta besi dan baja, sedangkan yang turun itu impor mesin pesawat mekanik," kata dia.

Adapun secara kumulatif, menurut dia, impor tercatat turun 9,94% dibanding periode yang sama tahun lalu.

"Dengan adanya surplus pada Oktober,  neraca perdagangan Januari-Oktober masih defisit 1,79 miliar," jelas dia. 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo berjanji untuk memperbaiki kinerja neraca perdagangan yang hingga kini masih defisit. Ia menyebut, sudah memerintahkan kepada para menteri di Kabinet Indonesia Maju untuk melihat secara detail persoalan ekspor dan impor dan mendiagnosa masalah yang ada secara jelas.

Neraca perdagangan menjadi salah satu tantangan pemerintahan periode kedua Presiden Joko Widodo. Tahun lalu, defisit neraca perdagangan mencapai US$ 8,7 miliar, terbesar sepanjang sejarah seperti terlihat dalam databoks di bawah ini.

Halaman: