Wapres: Redenominasi Rupiah Ditahan Karena Belum Ada Urgensinya

Arief Kamaludin|Katadata
Wapres Jusuf Kalla mengatakan bahwa redenominasi rupiah belum urgent sehingga hingga saat ini rencana tersebut belum terlaksana.
17/10/2019, 18.36 WIB

Ia menjelaskan, nilai mata uang merupakan akibat dari kuat atau tidaknya perekonomian suatu bangsa. Maka dari itu, ia menilai produktivitas bangsa harus ditingkatkan agar nilai mata uang tersebut bisa menguat.

Emil menegaskan bahwa di balik satu rupiah terdapat jumlah produksi dan jasa yang dihasilkan sebuah bangsa. "Jadi kita tidak bisa merubah ekornya terlebih dahulu kalau badan atau kepala belum berubah," ucap dia.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti sempat menyinggung persoalan redenominasi ini. Isu ini, menurut dia, perlu ditinjau ulang agar nilai tukar rupiah lebih efisien dibanding mata uang negara lain.

(Baca: Sri Mulyani Syaratkan Ekonomi Stabil untuk Redenominasi Rupiah)

Destry menyebut redenominasi rupiah penting bagi Indonesia. Untuk itu saat ini, redenominasi sudah dibahas dengan DPR dan pemerintah, namun masih perlu direviu kembali.

Sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhohoyono usulan redenominasi rupiah memang telah muncul. Menurut Destry, dengan nilai tukar rupiah saat ini sebesar Rp 14.108 per dolar AS membuat mata uang Garuda tidak lagi efisien sehingga tak terdengar namanya di dunia internasional.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria