Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat daya beli buruh tani dan buruh bangunan membaik pada September 2019. Hal ini tercermin dari peningkatan upah riil yang diterima buruh tani dan bangunan pada September dibanding bulan sebelumnya.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan upah nominal buruh tani pada September 2019 sebenarnya hanya naik 0,13% dibanding bulan sebelumnya menjadi Rp 54.424. Namun, upah rill tercatat meningkat 0,87% dari Rp 37.904 menjadi Rp 38.233.
"Terjadi deflasi (penurunan harga barang dan jasa) di pedesaan yang cukup dalam sebesar 0,73%, sehingga upah rill buruh pertanian meningkat," kata Suhariyanto dalam Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Selasa (15/10).
(Baca: Harga Cabai Turun, BPS Catat Deflasi 0,27% pada September 2019)
Senada, rata-rata upah riil buruh informasi pada September 2019 juga meningkat dibanding bulan sebelumnya. Menurut Suhariyanto, peningkatan tersebut terjadi karena deflasi secara nasional pada September 2019 mencapai 0,27%.
Secara rinci, upah riil buruh bangunan pada September 2019 sebesar Rp 64.190, naik 0,28% dari Rp 64.372 pada Agustus 2019. Padahal, rata-rata upah nominalnya hanya naik 0,01% dari Rp 89.063 per hari menjadi Rp89.072 per hari.
Lalu upah riil buruh potong rambut wanita pada September 2019 tercatat Rp 20.521 per kepala, naik 0,35% dari bulan sebelumnya Rp 20.449 per kepala. Rata-rata upah nominalnya juga hanya naik 0,08%, dari Rp 28.372 per kepala menjadi Rp28.395 per kepala.
(Baca: Meleset dari Target, Sri Mulyani Ramal Ekonomi Tahun Ini Tumbuh 5,08%)
Kemudian upah pembantu rumah tangga pada September 2019 juga mencatatkan kenaikan 0,68% menjadi Rp 301.426 per bulan. Adapun rata-rata upah nominalnya naik 0,4% menjadi Rp 417.084 per bulan.
Suhariyanto menilai inflasi beberapa bulan belakangan ini cukup terkendali hingga akhir tahun. "Sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga," jelas dia.
Pada bulan lalu, upah riil buruh tani dan buruh bangunan juga meningkat. Hal ini tercermin dari grafik di bawah ini.