Perang Dagang AS - Tiongkok Memanas, Rupiah Melemah Tipis

Arief Kamaludin (Katadata)
Ilustrasi. Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini, Rabu (9/10) melemah 0,08% ke Rp 14.172 per dolar AS.
9/10/2019, 17.28 WIB

IMF sebelumnya memperkirakan perang dagang akan menimbulkan kerugian sebesar US$ 700 miliar atau setara 0,08% PDB dunia pada tahun depan. Perang dagang juga memperlambat pertumbuhan ekonomi pada 20 negara terbesar di dunia seperti terekam dalam Databooks di bawah ini. 

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim menyebutkan, pelemahan indeks dolar AS disebabkan isi pidato Ketua Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell. Powell telah mengatakan bahwa The Fed akan segera mulai memperluas neraca lagi.

"Itu menunjukkan bahwa The Fed akan membatasi diri untuk membeli aset pendek serta menghindari segala upaya untuk campur tangan langsung dalam pembentukan harga untuk jatuh tempo yang lebih lama," kata Ibrahim.

(Baca: IMF Hitung Kerugian akibat Perang Dagang Setara Ekonomi Swiss)

Sentimen lainnya, menurut dia, juga datang dari laporan pembicaraan tentang Brexit antara Inggris dan Uni Eropa hampir berakhir. Dalam panggilan telepon pada hari Selasa waktu setempat, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan kepada Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bahwa kesepakatan itu sangat tidak mungkin. Dimana kesepakatan tersebut mengatakan bahwa Irlandia Utara harus tetap menjadi bagian dari serikat pabean dalam kesepakatan apa pun.

Namun, Boris Johnson telah mengisyaratkan bahwa dirinya akan meminta perpanjangan batas waktu 31 Oktober, seperti yang disyaratkan oleh hukum Inggris. Jika ia tak mendapatkan kesepakatan pada KTT minggu depan, pasar masih enggan untuk menentukan harga dalam skenario terburuk.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria