Jumlah Penumpang Kereta Anjlok Imbas Listrik Mati Massal Awal Agustus

ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA
Ilustrasi, pekerja memperbaiki jaringan Listrik Aliran Atas (LAA) pascakecelakaan KRL di kawasan Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat, Senin (11/3/2019). Listrik mati massal pada awal Agustus membuat jumlah penumpang kereta api menurun.
1/10/2019, 15.33 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penumpang kereta api di Jawa dan Sumatera turun 9,85% secara bulanan (month to month/mtm) dari 39,1 juta menjadi 35,2 juta pada Agustus. Salah satu penyebabnya, listrik mati massal pada awal Agustus lalu.

“Pada awal Agustus, terjadi pemadaman listrik sehingga ada pembatalan ratusan (jadwal) KRL commuter line (CL) ," kata Suhariyanto saat Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Selasa (1/10).

Ia mencatat, pemadaman listrik massal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) itu berdampak negatif terhadap operasional PT Kereta Api Indonesia (KAI). Setidaknya, 240 KRL commuter line batal beroperasi saat pemadaman listrik selama lebih dari 10 jam tersebut.

Selain pemadaman listrik, selesainya masa libur panjang membuat jumlah penumpang kereta api menurun. Alhasil, jumlah penumpang kereta api pada Agustus 2019 sebagian besar berasal dari Jabodetabek.

"Maka, mayoritas dari mereka adalah penumpang KRL commuter line," kata dia. Sedangkan KRL commuter line sempat bermasalah karena pemadaman listrik massal.

(Baca: Kronologi Listrik Mati Massal dan Kurang Antisipasinya PLN)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria