Sebagian besar investor institusi, terdiri dari perusahaan manajer investasi, dana pensiun dan asuransi yang berinvestasi di pasar keuangan, berharap tim ekonomi kabinet baru Presiden Joko Widodo atau Jokowi diisi figur dari kalangan profesional. Hal tersebut tercermin dari Katadata Investor Confidence Index (KICI) triwulan II 2019.
Chief Executive Officer Katadata, Metta Dharmasaputra, memaparkan survei diadakan dengan membagi tiga pertanyaan mengenai tim kabinet kepada responden. Ketiga pertanyaan itu yakni tim kabinet ekonomi diisi kalangan profesional, kedua diisi berimbang antara kalangan profesional dan politisi, dan ketiga diisi seluruhnya oleh politisi.
"Sebagian besar menginginkan tim ekonomi kabinet yang akan dibentuk itu sebagian besar bahkan seluruhnya dari orang-orang yang profesional," kata Metta dalam paparan survei KICI di FX Sudirman, Jakarta, Kamis (25/7).
(Baca: Indeks KICI: Investor Institusi Paling Khawatir Efek Perang Dagang)
Responden yang dilibatkan dalam survei terdiri dari 260 orang pengelola dana di ketiga kelompok investor institusi dengan nilai dana kelolaan investasi sekitar Rp 700 triliun. Survei dilakukan melalui wawancara per telepon dan email yang dilakukan pada 24 Juni hingga 2 Juli 2019.
Lebih lanjut, persentase investor institusi yang berharap tim ekonomi kabinet baru Jokowi diisi figur dari kalangan profesional sebanyak 65%. Sementara, hanya 3% investor institusi yang menilai tim ekonomi, ideal jika diisi oleh politisi. Sedangkan, sebanyak 32% lainnya memilih diisi oleh profesional dan politisi secara berimbang.
Untuk posisi Menteri Keuangan kabinet selanjutnya, mayoritas investor institusi, yakni sebanyak 96%, berharap menteri keuangan diisi oleh professional murni. Sementara, 3% lainnya menilai, menteri keuangan harus berasal dari profesional yang terafiliasi dengan partai. Sedangkan, 1% investor institusi memilih politisi sebagai menteri keuangan.
(Baca: Kabinet Baru Jokowi, Grace Natalie Sodorkan Giring Hingga Tsamara)
Di sisi lain, untuk posisi menteri koordinator bidang perekonomian, sebanyak 89% investor institusi menilai posisi tersebut lebih cocok diisi oleh profesional. Sementara, 8% lainnya memilih profesional yang terafiliasi dengan partai. Sementara 3% investor institusi menghendaki politisi murni menduduki posisi tersebut.
Investor Kian Percaya Kepada Pemerintah
Sementara itu Indeks Kepercayaan Investor Kepada Pemerintah (IKIP) pada triwulan II 2019 terlihat semakin membaik dibandingkan triwulan sebelumnya. Indeks ini berada pada level 175,8 atau naik 2,2%. Semua kelompok investor institusi memberikan penilaian yang baik dan semakin membaik terhadap kinerja pemerintah saat ini.
Kinerja pemerintah dinilai membaik membaik terutama dalam hal memberikan kepastian hukum & rasa keadilan, serta menyediakan dan merawat infrastruktur. Indeks memberikan kepastian hukum & rasa keadilan naik menjadi 160,8 dari 144,7. Sementara itu indeks menyediakan dan merawat infrastruktur juga naik menjadi 191,9 dari sebelumnya 184,7.
Namun, dalam survei tersebut juga terungkap ketidakpuasan investor pada beberapa aspek seperti stabilitas harga barang dan jasa yang indeksnya turun menjadi 173,8 dari sebelumnya 174,1. Kemudian indeks menciptakan suasana aman dan tentram turun menjadi 180 dari sebelumnya 182,7. Serta indeks pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan juga turun menjadi 172,7 dari sebelumnya 174,1.
(Baca: Banyak Menteri Saat Ini yang Akan Dipakai Jokowi untuk Kabinet Baru)
Kendati demikian, ketiga kelompok investor institusi tersebut secara umum menaikkan apresiasinya terhadap pemerintah, tercermin dari indeks apresiasi yang naik menjadi 175,8 dari sebelumnya 172,1. Dari ketiga investor institusi tersebut, manajer investasi memberikan penilaian tertinggi sebesar 183,2; diikuti asuransi dengan indeks 176,8; dan dana pensiun 168.
(Baca: Segera Umumkan Kabinet Baru, Jokowi: Menteri dari Parpol 50% atau 60%)
Kondisi Politik Kian Stabil
Terkait kondisi politik dalam tiga bulan mendatang, sebanyak 78% investor institusi menilai kondisinya bakal semakin stabil. Sebanyak 15% investor menilai kondisinya akan relatif sama, sedangkan 7% investor menilai kondisinya akan semakin buruk.
Kondisi ini jauh lebih tinggi dibandingkan kondisi sekitar satu bulan menjelang Pemilu dimana hanya 67% investor institusi yang menilai kondisi politik dalam negeri masih stabil. Sementara, dua bulan setelah Pemilu, penilaian investor institusi tentang kondisi politik masih stabil namun turun menjadi 57%.
Untuk kondisi politik tiga bulan mendatang, sebanyak 61% investor institusi menilai sengketa Pilpres tidak berdampak apapun terhadap pasar saham, sementara 23% investor menilai sengketa pilpres akan berdampak negatif. Investor institusi juga tidak khawatir terhadap kemungkinan adanya perubahan kebijakan ekonomi yang drastis pasca-Pemilu.
(Baca: Indeks KICI: Investor Optimistis Kondisi Ekonomi di Kuartal 3)