Kondisi Global Labil, BI Pangkas Proyeksi Ekonomi RI di Bawah 5,2%

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kanan) didampingi Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto (tengah) dan Dody Budi Waluyo (kiri), menyampaikan keterangan pers tentang hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan April 2019 di kantor pusat BI, Jakarta, Kamis (25/4/2019). Rapat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
Penulis: Rizky Alika
16/5/2019, 21.23 WIB

Bank Indonesia (BI) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi di bawah 5,2 %. Sebelumnya bank sentral itu memperkirakan ekonomi Tanah Air di kisaran 5 - 5,4 %. Perubahan tersebut seiring dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama  2019 yang hanya 5,07 %, lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,18%.

"BI perkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 cenderung berada di bawah titik tengah 5-5,4%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat dewan gubernur BI di kantornya, Jakarta, Kamis (16/5).

Capaian pertumbuhan ekonomi triwulan pertama juga di bawah perkiraan BI. Pertumbuhan ekonomi tersebut dipengaruhi oleh penurunan ekonomi global dan harga komoditas yang berdampak terhadap melemahnya laju ekspor. Konsumsi rumah tangga pun ikut terdampak, demikian pula investasi yang menjadi motor pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, belanja pemilu lebih rendah dari perkiraan BI.

Selain itu, perlambatan ekonomi dipengaruhi oleh penurunan pertumbuhan spasial, seperti menurunnya pertumbuhan ekonomi Jawa, Kalimantan, dan Papua. Namun, pertumbuhan di pulau lainnya masih meningkat.

(Baca: BI Ubah Proyeksi Defisit Transaksi Berjalan Lebih Tinggi Hingga 3%)

Ke depan, BI bersama pemerintah akan mendorong permintaan domestik untuk meningkatkan konsumsi. Selain itu, investasi juga akan ditingkatkan untuk memitigasi dampak negatif perlambatan global. "BI akan terus menempuh bauran kebijakan dan otoritas terkait guna menjaga dan mendroong monetum pertumbuhan ekonomi ke depan," ujarnya.

Halaman: