Ambisi Penerimaan Negara Tinggi di Tengah Risiko Laju Ekonomi Melambat

Arief Kamaludin|KATADATA
Gedung-Gedung pusat perkantoran dan bisnis di Jakarta
18/10/2018, 10.27 WIB

Pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyepakati asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2019 sebesar 5,3%. Asumsi tersebut melampaui proyeksi pemerintah yaitu hanya 5,12% tahun depan, melambat dari tahun ini sebesar 5,14%. Meski begitu, target penerimaan tetap tinggi, yaitu Rp 2.165 triliun atau naik 13,76% dari proyeksi realisasi tahun ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan target penerimaan memang tetap harus menunjukkan ambisi. "Sedapat mungkin angka-angka terutama estimasi penerimaan itu betul-betul menunjukkan potensi yang realistis. Di satu sisi ada ambisi dan keinginan untuk tetap menjaga momentum perekonomian," kata dia di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (17/10).

(Baca juga: Revisi Kurs, DPR dan Pemerintah Sepakati Postur Sementara APBN 2019)

Dalam rapat kerja sebelumnya dengan Banggar DPR, Sri Mulyani mengatakan perlu usaha lebih untuk mengejar target penerimaan negara, secara khusus dari sisi pajak sebagai kontributor utama. Dengan pertumbuhan pada kisaran 5% dan inflasi 3,5%, maka Produk Domestik Bruto (PDB) naik 8,5%. Bila bergerak bersama ekonomi, pertumbuhan pajak hanya akan naik 8,5%.  

“Namun kami mematok penerimaan pajak harus naik 16% itu berarti jajaran pajak harus extra effort," kata dia. Meski penerimaan pajak terkesan ambisius, ia memastikan aparat pajak akan mencari penerimaan pajak secara terukur.

Adapun potensi dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tampaknya turut menambah optimisme pemerintah akan tercapainya target penerimaan negara tahun depan. Target PNBP tercatat telah terlewati hanya dalam sembilan bulan tahun ini. PNBP terdongkrak oleh lonjakan pendapatan migas seiring depresiasi kurs rupiah dan kenaikan harga minyak.

(Baca juga: Didorong Non-Pajak, Penerimaan Negara Rp 1.312 Triliun Per September)

Mengacu pada postur sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019, penerimaan negara direncanakan sebesar Rp 2.165 triliun, berasal dari penerimaan perpajakan sebesar Rp 1.786 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 378,3 triliun.

Sementara itu, belanja negara direncanakan sebesar Rp 2.462 triliun akan dialokasikan untuk pemerintah pusat sebesar Rp 1.635 triliun serta transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp 826,9 triliun.

Dengan postur tersebut, defisit anggaran ditargetkan sebesar 1,84% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), lebih rendah dari target maupun proyeksi defisit anggaran tahun ini yang masing-masing sebesar 2,16% dan 2,12% terhadap PDB.