Daya Beli Petani Terus Tergerus dalam Tiga Bulan Terakhir

ANTARA FOTO/Rahmad
Petani memanen butiran padi (gabah) di Desa Kandang, Lhokseumawe, Aceh, Kamis (23/3).
2/4/2018, 17.44 WIB

Daya beli petani di pedesaan terus tergerus. Hal itu terindikasi dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang terus mengalami penurunan.. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), NTP telah turun total 1,1% dalam tiga bulan pertama tahun ini.  

NTP menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk kebutuhan produksi. Dengan demikian, NTP membandingkan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula kemampuan atau daya beli petani.

Pada Maret 2018, NTP tercatat sebesar 101,94 atau turun 0,39% dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan pada Februari dan Januari, NTP tercatat turun masing-masing 0,57% dan 0,14%. Dengan demikian, secara total NTP telah turun 1,1%.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, penurunan NTP lantaran harga beberapa komoditas pertanian turun. “Ada penurunan harga gabah, harga jagung sehingga menyebabkan indeks harga yang diterima petani turun sehingga NTP turun,” kata dia dalam Konferensi Pers di kantornya, Senin (2/4).

(Baca juga: Harga Cabai dan BBM Non-Premium Sebabkan Inflasi Maret 0,2%)

BPS mencatat, pada Maret 2018, rata-rata harga Gabah Kering Panen (GKP) per kilogram di tingkat petani turun 8,65% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi Rp 4.757 dan di tingkat penggilingan turun 8,67% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi Rp 4.845.

Lalu, rata-rata harga Gabah Kering Giling (GKG) per kilogram di tingkat petani turun 8,17% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi Rp 5.442 dan di tingkat penggilingan turun 8,85% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi Rp 5.555.

Halaman: