BI Proyeksi Ekonomi 6,2% di 2022, Jokowi: Kita Harus Optimistis

ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat menghadiri pertemuan tahunan Bank Indonesia 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (28/11).
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Yuliawati
29/11/2017, 09.54 WIB

"Jadi tidak lagi linier, naik perlahan, tetapi bisa naik lebih cepat tanpa harus mengganggu stabilitas makroekonomi dan sitem keuangan," kata Agus. (Baca juga: Ekonomi Kuartal III Lima Negara ASEAN Melaju, Indonesia Tertinggal)

Setidaknya ia menekankan pada tiga prinsip dasar kebijakan yang harus difokuskan untuk menjawab tantangan perekonomian ke depan. Pertama, kebijakan ekonomi harus berorientasi ke masa depan. Kedua, kebijakan ekonomi harus berkesinambungan dan bersinergi. Ketiga, kebijakan ekonomi harus berimbang.

Adapun strategi yang perlu ditempuh, yaitu penguatan modal fisik, penguatan modal manusia, dan peningkatan produktivitas.

Untuk tahun ini, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,1% yoy, lebih rendah dibanding target dalam APBN 2017 sebesar 5,2% yoy. BI juga memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2018 di kisaran 5,1%-5,5% yoy.

Sedangkan inflasi tahun ini diperkirakan akan berada di kisaran 3%-3,5% dan inflasi tahun depan diperkirakan ada di kisaran 3,5% plus minus 1%.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati