Pemerintah Buat Program Ungkit Daya Beli Lewat Properti & Pertanian

Katadata | Agung Samosir
Penulis: Yudi S.A.
Editor: Yura Syahrul
8/8/2017, 07.00 WIB

Program lain yang akan diluncurkan untuk mengungkit daya beli adalah pemberdayaan petani kelapa sawit dengan program sudah pernah dilakukan sebelumnya, yaitu Pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR). Hasil dari kelapa sawit ini hanya untuk konsumsi domestik, tidak boleh diekspor supaya tidak menekan harga pasar internasional.

Stagnasi perekonomian tercermin dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (7/8), bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal II-2017 sebesar 5,01%. Angkanya sama dengan kuartal I dan di bawah ekspektasi pemerintah.

Konsumsi rumah tangga pada kuartal II tumbuh 4,95%, sementara pengeluaran pemerintah terkontraksi sebesar 1,9%, Adapun, pertumbuhan investasi mencapai 5,35%, sedangkan konstruksi tumbuh 6,96%.

Kepala BPS Suhariyanto mengakui pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun ini di bawah ekspektasi. Pertumbuhan ekonomi bahkan melambat dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai 5,18%. "Tapi masih lumayan bagus di tengah ekonomi global yang tidak pasti," kata dia saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (7/8).

Ekspor tercatat tumbuh 3,36% dan impor tumbuh 0,55%, jauh melambat dari kuartal sebelumnya yaitu ekspor 8,04% dan impor 5,02%.

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga menjadi pendorong utama dalam perekonomian Indonesia pada kuartal II. “Ini menunjukkan kelenturan konsumsi rumah tangga, walaupun pemerintah melakukan rasionalisasi fiskal seperti mengalihkan konsumen listrik 900 VA ke tarif nonsubsidi,” kata Myrdal Gunarto, ekonom dari Maybank, dalam laporan analisanya yang dikirim kepada klien institusi. 

Halaman: