Sementara itu, investasi atau Pembentuk Modal Tetap Bruto (PMTB) tercatat tumbuh 5,35% lebih baik dari kuartal I yang sebesar 4,78% dan kuartal II tahun lalu yang hanya 4,18%. Penopangnya, belanja modal pemerintah yang meningkat.
2016 | 2017 | |||||||
Q1 | Q2 | Q3 | Q4 | Fullyear | Q1 | Q2 | Target APBNP | |
Konsumsi Rumah Tangga | 4,97 | 5,07 | 5,01 | 4,99 | 5,01 | 4,93 | 4,95 | 5,1 |
LNPRT | 6,38 | 6,72 | 6,65 | 6,72 | 6,62 | 8,02 | ||
Konsumsi Pemerintah | 3,43 | 6,23 | -2,95 | -4,05 | -0,15 | 2,68 | -1.93 | 4,6 |
PMTB | 4,67 | 4.18 | 4,24 | 4,8 | 4,5 | 4,78 | 5.35 | 5,4 |
Ekspor | -3,29 | -2,2 | -5,6 | 4,24 | -1,74 | 8,04 | 3.36 | 4,8 |
Impor | -5,14 | -3,2 | -3,7 | 2,82 | -2,27 | 5,02 | 0.55 | 3,9 |
PDB | 4,92 | 5,18 | 5,02 | 4,94 | 5,02 | 5,01 | 5.01 | 5,2 |
Sumber: Data BPS dan APBNP 2017
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi masih akan lebih baik dibanding kuartal I 2017, meski bedanya tidak signifikan. Alasannya, belanja masyarakat pada saat Ramadhan dan Idul Fitri tidak signifikan. Namun, nyatanya malah stagnan. (Baca juga: Konsumsi Melambat, BI Pantau Laju Ekonomi Kuartal II Sedikit Tertekan)
"Permintaan di masyarakat agak lemah," kata Gubernur BI Agus DW. Martowardojo. Meski begitu, ia optimistis pertumbuhan ekonomi di dua kuartal selanjutnya bakal membaik di atas 5,2%. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi di keseluruhan tahun bisa berkisar 5-5,4%. Adapun target peme.rintah ekonomi tumbuh 5,2%.
Optimisme tersebut dengan mempertimbangkan data-data makro ekonomi yang positif. Inflasi, misalnya, tercatat hanya sebesar 0,22% secara bulanan (month to month). Bahkan inflasi saat Ramadan dan Idul Fitri lalu tercatat sebagai yang terendah sepanjang tiga tahun terakhir. Neraca Pembayaran Indonesia dan defisit transaksi berjalan juga membaik. (Baca juga: Darmin: Inflasi Juli Rendah Karena Masyarakat Hemat Setelah Lebaran)
Selain itu, menurut proyeksi BI, ekspor juga akan membaik. Sebab, sudah mulai tampak peningkatan volume perdagangan dunia. Kenaikan itu didukung oleh perbaikan ekonomi di Cina dan Eropa, sehingga mengimbangi penurunan ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan India. Ia berharap, korporasi di Indonesia bisa memanfaatkan peluang kenaikan volume perdagangan dunia.