Wakil Presiden Jusuf Kalla mengumpulkan sejumlah menteri-menteri yang terkait bidang ekonomi di rumah dinasnya hari ini (24/7). Dia ingin mendengar langsung laporan dari para menteri mengenai kondisi perekonomian Indonesia terkini.
Beberapa menteri yang merapat ke rumah Wakil Presiden, antara lain Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, serta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro.
Bambang mengatakan dalam pertemuan tersebut para menteri hanya melaporkan kondisi perekonomian terkini, dari sisi fiskal hingga moneter. Dirinya mengatakan secara umum pertemuan tersebut menyepakati kondisi ekonomi Indonesia dalam kondisi baik.
(Baca: Penyaluran Mei Lambat, BI Optimistis Kredit Tumbuh 10-12% di 2017)
Meski demikian, ada beberapa indikator ekonomi yang masih membutuhkan perhatian, seperti pertumbuhan kredit yang relatif rendah dan angka kemiskinan yang meningkat. "Hanya itu saja, tapi secara general (umum) bagus," kata Bambang saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/7).
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) angka pertumbuhan kredit Mei 2017 hanya 8,6 persen atau turun dibandingkan April yang tumbuh 9,4 persen. Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 27,77 juta orang atau 10,64% dari total populasi pada Maret 2017.
(Baca: Rapat Hingga Larut Malam, BI Tahan Bunga Acuan 4,75%)
Kondisi ekonomi yang secara umum terlihat positif juga diamini oleh Luhut dan Sri Mulyani. Namun keduanya tidak menjelaskan lebih gamblang apa saja indikator membaiknya ekonomi saat ini. "Hanya membahas ekonomi terkini, apakah denyut ekonomi membaik, lalu apa da indikator yang diwaspadai," kata Sri.
Sedangkan Juru Bicara Wapres Husain Abdullah dalam pesan singkatnya kepada media mengatakan pertemuan ini hanya pertukaran pikiran biasa antara Wapres dengan para anak buahnya. Namun dirinya tidak menampik hal ini untuk mempersiapkan pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 mendatang.
"Brainstorming saja supaya mudah untuk disampaikan nantinya," katanya. (Baca: Ada Asian Games dan Pilpres, Pemerintah Ajukan Dana Mendesak Rp 25,5 T)