Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi, Darmin Mengandalkan Investasi

Arief Kamaluddin | Katadata
2/9/2016, 20.34 WIB

Namun, upaya menggenjot pertumbuhan ini tidaklah mudah. Pemerintah baru saja mengeluarkan kebijakan pemangkasan anggaran sebesar Rp 133,7 triliun atau sekitar 6,4 persen dari belanja negara tahun ini.

Dalam rapat dengan Komisi XI DPR (31/8), Menteri Sri menghitung kebijakan pemangkasan anggaran akan membuat pertumbuhan ekonomi melambat 0,1 persen. Ia pun pesimistis pertumbuhan ekonomi bisa digenjot ke level 5,2 persen. "Saya akui (mencapai pertumbuhan ekonomi) 5,2 persen cukup berat," ujarnya.

(Baca juga: Menkeu: Pemangkasan Anggaran Membuat Ekonomi Melambat 0,1 Persen

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo bahkan menyebut pemangkasan belanja pemerintah akan berdampak pada melambatnya laju pertumbuhan ekonomi. Dia memperkirakan pada kuartal III ini pertumbuhannya bisa mencapai 5,14 persen, tapi kemudian melambat di kuartal IV di bawah 5 persen.

"Jadi kami prediksi 5,04 persen hingga akhir tahun ini," kata Agus dalam rapat antara BI, pemerintah dengan Komisi XI DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (1/9). BI memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini berada pada rentang 4,9-5,3 persen.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan penghematan belanja yang dilakukan pemerintah akan membatasi investasi swasta, terutama di sektor rill. Selain itu, stabilitas nilai tukar rupiah dan rendahnya suku bunga belum berhasil mendorong investasi di sektor riil.

Dengan kondisi ini, pertumbuhan ekonomi semester II hanya bisa mengandalkan konsumsi rumah tangga. Masalahnya perbaikan daya beli masyarakat juga masih terbatas. "Jadi perkiraan Pertumbuhan Ekonomi full year 2016 masih berada di kisaran 5,0 persen," ujar Joshua.

Halaman: