Di Paris, Jokowi Janji Turunkan Emisi 29 Persen Lewat Tiga Bidang

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Yura Syahrul
1/12/2015, 16.37 WIB

Presiden Jokowi yang berbicara dalam bahasa Indonesia mengatakan, sebagai salah satu negara pemilik hutan terbesar yang menjadi paru-paru dunia, Indonesia hadir di Paris untuk menjadi bagian dari solusi. “Pemerintah yang saya pimpin akan membangun Indonesia dengan memperhatikan lingkungan,” tandasnya.

Presiden juga mengemukakan, Indonesia baru-baru ini mengalami kebakaran hutan dan lahan gambut. El Nino yang panas dan kering telah menyebabkan upaya penanggulangan dan pemadaman kebakaran tersebut menjadi sangat sulit.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Jokowi juga berkomitmen melakukan penegakan hukum secara tegas dan mempersiapkan langkah-langkah preventif yang sebagian mulai diimplementasikan. Selain itu, restorasi ekosistem gambut dengan membentuk Badan Restorasi Gambut.

Dalam pidatonya, Jokowi juga menekankan agar kesepakatan dalam konferensi di Paris tersebut harus mencerminkan keseimbangan, keadilan serta sesuai prioritas dan kemampuan nasional. Kesepakatan itu mengikat, jangka panjang dan ambisius, namun jangan sampai menghambat pembangunan negara-negara berkembang.

Demi mencapai kesepakatan Paris, semua pihak, terutama negara-negara, harus berkontribusi dalam aksi mitigasi dan adaptasi. Bentuknya melalui mobilisasi pendanaan US$ 100 miliar hingga 2020 dan ditingkatkan untuk tahun-tahun berikutnya. Selain itu, transfer teknologi ramah lingkungan dan peningkatan kapasitas.

“Mencapai kesepakatan di Paris adalah suatu keharusan. Saya mengharapkan kita semua menjadi bagian dari solusi, menjadikan bumi ini menjadi tempat yang nyaman bagi anak cucu kita, menjadikan bumi menjadi tempat yang sejahtera bagi kehidupan mereka,” kata Jokowi mengakhiri pidatonya.

Halaman:
Reporter: Redaksi