Cari Dana Infrastruktur, Pemerintah Jajaki Penerbitan Obligasi di Cina

Arief Kamaludin|KATADATA
Infrastruktur KATADATA|Arief Kamaludin
Penulis: Yura Syahrul
4/11/2015, 18.23 WIB

Berdasarkan hasil analisa pasar, kata Loto, biaya penerbitan Panda Bond lebih murah dibandingkan Dim Sum Bond seiring pelemahan mata uang yuan. Namun, peraturan terkait Panda Bond belum selengkap Dim Sum Bond. Selain itu, dibandingkan obligasi valas lainnya, pasar obligasi renminbi lebih kecil. Tenornya juga lebih pendek, yakni hanya 3 tahun sampai 5 tahun.

Karena itulah, pemerintah masih mengkaji penerbitan instrumen utang tersebut.  

“Kami mau cari yang (biayanya) murah. Tapi ada beberapa hal yang perlu kami pelajari terkait Panda Bond dan Dim Sum Bond,” imbuhnya.

(Baca: Jokowi Minta Empat Kementerian Lelang Proyek Lebih Cepat)

Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, munculnya opsi ijon pembiayaan untuk tahun anggaran 2016 karena terjadi penumpukan belanja modal 2015 pada semester II ini. Alhasil, penyerapan anggaran belanja pemerintah terlambat.

Tak ingin mengulangi kejadian serupa, Presiden Joko Widodo meminta pengerjaan proyek infrastruktur di empat kementerian pengguna anggaran infrastruktur terbesar tahun 2016 sudah dimulai sejak awal Januari mendatang. Yaitu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Untuk itu, perlu menghimpun pendanaan sejak dini. “Paling tidak uang muka (proyek) bisa 20 persen hingga 30 persen diperoleh di Januari. Kalau mengandalkan pembiayaan biasa akan repot karena penerimaan pajak terbatas dan masuk pertengahan bulan,” ujar Bambang.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati