The Fed Hentikan Program Quantitative Easing

Bank sentral Amerika Serikat menghentikan program stimulus seiring membaiknya indikator perekonomian negara Paman Sam itu.
Penulis:
Editor: Arsip
30/10/2014, 15.14 WIB

KATADATA ? Bank sentral Amerika Serikat (AS), the Federal Reserve, mengakhiri program stimulus pembelian obligasi bulanan. Penghentian stimulus yang dikenal sebagai quantitative easing tersebut, bertujuan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi negara Paman Sam tersebut. 

Keputusan tersebut diambil dalam sidang Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu (29/10). Penghentian dilatarbelakangi membaiknya sejumlah indikator perekonomian di AS.

?Proyeksi kondisi pasar tenaga kerja yang meningkat,? sebut the Fed dalam rilisnya. Kemudian, pengeluaran rumah tangga  dan investasi bisnis juga meningkat.

Guna menjaga situasi tersebut, the Fed tetap mempertahankan tingkat suku bunga mendekati 0 persen hingga 0,25 persen hingga waktu yang belum ditentukan. Ini terutama untuk menjaga inflasi tetap di bawah 2 persen.

Kebijakan quantitative easing sudah berlangsung sejak krisis 2008. Ketika itu, program stimulus tersebut bertujuan untuk menstabilisasi sistem keuangan dan mendorong pertumbuhan yang lebih kuat. (Baca: Gubernur BI: Kebijakan The Fed, Rupiah Masih Akan Melemah)

Adapun pengurangan pembelian obligasi tersebut sudah berlangsung sejak Januari lalu, yakni dari sekitar US$ 85 miliar menjadi US$ 15 miliar per bulan.

Langkah penghentian stimulus the Fed tersebut membuat sejumlah mata uang di kawasan melemah terhadap dolar AS. Rupiah dipasar spot tercatat turun 0,4 persen di level Rp 12.135 per dolar AS.

Sementara indeks harga saham gabungan (IHSG) tercatat turun 24 poin atau 0,4 persen di kisaran 5.049 hingga pukul 15.10. 

Reporter: Aria W. Yudhistira