Naikkan Harga BBM Saja, Belum Bisa Atasi Defisit Transaksi Berjalan

Arief Kamaludin|KATADATA
KATADATA | Arief Kamaludin
Penulis:
Editor: Arsip
16/10/2014, 16.35 WIB

Ketiga, meningkatkan neraca modal dan keuangan dengan menggenjot investasi. Jumlah investasi asing di Surat Utang Negara (SUN) tercatat 37 persen, dan 40 persen di pasar saham harus terus ditingkatkan. Untuk itu, perlu dilakukan kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan investasi. Walau tidak langsung mengurangi defisit transaksi berjalan, tapi Ini baik bagi pasar valas.

Pada kesempatan yang sama, Ekonom Universitas Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko mengatakan pemerintah perlu mengembangkan industri hulu. Hal ini dibutuhkan agar bahan baku dan bahan penolong, tak lagi impor dari luar negeri. Mengingat sebanyak 76 persen dari total impor merupakan bahan baku.

Menurut dia, seharusnya kebutuhan bahan baku bisa disubstitusi dari dalam negeri. Apalagi hingga saat ini, Indonesia mengandalkan ekspor komoditas yang harga sedang anjlok. Jika kebutuhan bahan baku masih harus impor, maka defisit perdagangan akan terus membesar.

Prasetyantoko juga sepakat, perlunya mendorong investasi agar penerimaan negara naik. Dengan adanya peningkatan investasi, terlebih di sektor hulu, akan mampu mengurangi beban impor yang tinggi.

Dia menjelaskan, defisit transaksi berjalan yang terjadi sejak Kuartal 1-2012 ini merupakan tanda banyaknya hal yang mesti dibenahi oleh pemerintah. Karena untuk kembali surplus, masalah struktural ini harus diatasi. "Kalau tidak, ini akan terus menggangu pertumbuhan ekonomi kedepannya," ujar Prasetyantoko.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati