Pidato Ketua DPR, Akui Ada Krisis 2008

Donang Wahyu|KATADATA
KATADATA | Donang Wahyu
Penulis:
Editor: Arsip
16/5/2014, 00.00 WIB

Di rapat Paripurna penutupan masa sidang II, pada 19 Desember 2008, Ketua DPR Agung Laksono kembali menyampaikan krisis yang dirasakan Indonesia. Ia mengatakan akibat krisis, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan mencapai 5 persen. Anggaran negara juga diperkirakan defisit sampai 3 persen.

Ketua DPR mengatakan dampak krisis keuangan global sudah terlihat dari bunga Kredit Perumahan Rakyat (KPR) yang merangkak naik. Bahkan sudah menyentuh rata-rata 17 sampai 18 persen. Menurut Agung, ini akan menyulitkan debitor untuk mengembalikan KPR dan bisa terjadi resiko gagal bayar.  ?Apabila hal ini terjadi dalam volume besar dan berskala nasional, jelas akan mengganggu pertumbuhan ekonomi, dan dapat memporakporandakan bangunan ekonomi nasional,? kata Agung Laksono.

Ketua DPR kembali mengangkat soal kekhawatirannya terhadap pemutusan hubungan kerja akibat krisis. Menurut ia, hingga November 2008 angka PHK mencapai 26 ribu pekerja, terbanyak terjadi di Jakarta. Ia mengatakan masih ada puluhan ribu lagi yang akan dirumahkan.

?Dewan sangat mendukung apapun langkah pemerintah, termasuk pembentukan crisis center,? tegas Agung.

Selain pidato di tahun 2008, Ketua DPR Agung Laksono juga menyinggung soal krisis ekonomi pada dua rapat paripurna di tahun 2009.

Pada rapat pembukaan masa persidangan III, 19 Januari 2009, Agung Laksono menyinggung jumlah PHK akibat krisis ekonomi yang sudah mencapai 50 ribu. Sedangkan dalam pidato pada pembukaan masa persidangan IV, Senin 13 April 2009, Ketua DPR menjelaskan mengenai stimulus fiskal yang dianggarkan untuk menanggulangi krisis keuangan global. Jumlah stimulus yang disetujui pemerintah dan DPR sebesar Rp Rp 73,3 triliun. Dari jumlah itu, Rp 12,2 triliun digunakan untuk pembangunan infrastruktur.

Halaman:
Reporter: