Defisit Transaksi Berjalan Turun, Rupiah Paling Perkasa di Asia

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.
Ilustrasi. Rupiah menjadi yang paling perkasa di Asia usai BI merilis data defisit transaksi berjalan.
20/5/2020, 16.33 WIB

Adapun defisit transaksi berjalan pada kuartal I 2020 tercatat sebesar US$ 3,9 miliar, setara dengan 1,4% Produk Domestik Bruto (PDB). Angka  ini lebih rendah 51,85% dibanding defisit yang terjadi pada kuartal IV 2019  sebesar US$ 8,1 miliar atau 2,8% PDB.

Defisit transaksi berjalan turun seiring lemahnya kinerja impor akibat perlambatan ekonomi domestik. Selain itu, penurunan defisit transaksi berjalan tersebut dipengaruhi oleh peningkatan surplus neraca perdagangan barang, disertai dengan penurunan defisit neraca jasa dan neraca pendapatan primer.

(Baca: Pemerintah Beri Insentif Pajak untuk Pengusaha Hadapi Corona Rp 123 T)

Josua menilai, rupiah juga  mendapat sentimen positif dari keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan bunga acuannya di level 4,5% kemarin. "Seiring dengan berita progres vaksin yang mendorong hampir semua mata uang Asia menguat kemarin," kata dia.

Meski mempertahankan suku bunga, BI memutuskan untuk mengeluarkan beberpaa kebijakan. Pertama, menyediakan likuiditas bagi perbankan dalam restrukturisasi kredit UMKM dan usaha mikro di lembaga keuangan. Kedua, mempertimbangkan pemberian jasa giro atas giro wajib minimum bank yang ada di BI.

Ketiga, memperkuat operasi moneter dan pendalaman pasar keuangan syariah. Keempat mendorong percepatan implementasi ekonomi dan keuangan digital melalui kolaborasi antar-bank dan fintech melebarkan akses UMKM dan masyarakat.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria