Penerapan masa transisi ini dinilai memberi angin segar bagi perekonomian Ibu Kota lantaran beberapa sektor usaha sudah mulai dibuka. Dalam masa transisi tersebut perkantoran, mal, pertokoan dan lainnya kembali beroperasi meskipun dibawah pengawasan yang ketat.
Dengan sentimen tersebut, Ibrahim mengungkapkan bahwa arus modal asing yang tadinya keluar pasar kembali masuk. "Mata uang Garuda pun kembali stagnan," ujar dia.
Untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan rupiah bakal menguat dengan pergerakan di level Rp 13.950-14.120 per dolar AS.
(Baca: Surat Utang RI Diborong Asing, Rupiah Menguat 2,2% jadi 14.095 per US$)
Adapun bersamaan dengan rupiah, mayoritas mata uang Asia terpantau melemah. Saat berita ini ditulis, yen Jepang naik 0,04% diikuti dolar Singapura 0,28%, dolar Taiwan 0,05%, won Korea Selatan 0,18%, rupee India 0,13%, yuan Tiongkok 0,12%, ringgit Malaysia 0,32%, dan baht Thailand 0,15%.
Sedangkan, hanya dolar Hong Kong yang menguat 0,01% dan peso Filipina 0,23%. Pergerakkan rupiah dalam sepekan terakhir bisa dilihat dalam grafik databoks berikut: