Bank Dunia memperkirakan, pandemi corona mendorong 71 juta orang jatuh ke dalam jurang kemiskinan ekstrim. Skenario ini berdasarkan proyeksi terbaru pertumbuhan ekonomi global 2020, yang terkontraksi 5,2%.
"Dalam skenario baseline, kami memperkirakan bahwa Covid-19 akan mendorong 71 juta orang jatuh ke dalam kemiskinan ekstrim. Ini diukur dari garis kemiskinan internasional US$ 1,9 per hari," tulis Bank Dunia yang dikutip dari laman resminya, Kamis (11/6).
Rinciannya, angka kemiskinan tersebut terdiri dari 32 juta orang di Asia Selatan, 26 juta di Sub-Sahara Afrika, dan 6 juta di Asia Timur dan Pasifik. Lalu, 4 juta orang di Amerika Latin dan Karibea, 3 juta di Timur Tengah dan Afrika Utara, serta 1 juta di Eropa dan Asia Tengah.
(Baca: Kemiskinan di RI Diramal Bertambah 8,5 Juta Orang Imbas Pandemi Corona)
Dalam skenario yang lebih buruk, Bank Dunia memprediksi 100 juta orang jatuh ke jurang kemiskinan ekstrim. Skenario ini terjadi, jika pertumbuhan ekonomi global terkontraksi 8% pada tahun ini.
Prediksi jumlah penduduk miskin itu meningkat dibanding April lalu. Saat itu, Bank Dunia memperkirakan pandemi virus corona mendorong 40 juta hingga 60 juta orang ke dalam jurang kemiskinan ekstrim.
Angkanya meningkat signifikan, karena Bank Dunia mempertimbangkan pusat pandemi yang bergeser dari Eropa dan Amerika Utara ke bagian selatan. Pergeseran ini membuat angka kematian akibat corona di negara-negara berpenghasilan rendah menengah, meningkat.
(Baca: Indonesia dalam Pusaran Gelombang Angka Kemiskinan Dunia)
Alhasil, pembukaan kembali aktivitas ekonomi di negara-negara tersebut menjadi lebih lama. Di satu sisi, biaya penanganan pandemi corona menjadi lebih besar. "Akibatnya, perkiraan kami tentang dampak virus terhadap kemiskinan global bergeser juga," kata Bank Dunia.
Selain itu, Bank Dunia memproyeksikan bahwa angka kemiskinan ekstrim tak akan banyak berubah hingga tahun depan, meskipun output ekonomi global akan meningkat sekitar 4%. Sebab, ada banyak hal yang harus diperbaiki dari perekonomian negara yang jumlah penduduk miskinnya banyak seperti Nigeria, India, dan Republik Demokratik Kongo.
Ketiga negara tersebut diproyeksikan menjadi rumah bagi lebih dari sepertiga warga miskin di dunia. Pertumbuhan per kapita PDB riil di ketiga negara itu diprediksi masing-masing 0,8%, 2,1% dan 0,3% pada tahun depan.
Bank Dunia menilai, ketiga negara tersebut akan kesulitan menurunkan jumlah penduduk miskin secara berkelanjutan. Oleh karena itu, jumlah kemiskinan ekstrim pada 2021 dan seterusnya semakin sulit diprediksi.
(Baca: Kian Lesu, Bank Dunia Pangkas Lagi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global)