Meski Dibuka Menguat, Nilai Tukar Rupiah Dibayangi Potensi Pelemahan

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.
Ilustrasi, uang rupiah dan dolar AS. Meski dibuka menguat ke level Rp 14.059 per dolar AS, nilai tukar rupiah dibayangi pelemahan, karena pelaku pasar mengantisipasi risiko munculnya gelombang kedua pandemi corona.
15/6/2020, 10.14 WIB

Kemudian, nilai tukar won korea Selatan terhadap dolar AS tercatat melemah 0,37%, peso Filipina melemah 0,19%, rupee India melemah tipis 0,08%, yuan Tiongkok melemah tipis 0,07%, dan ringgit Malaysia melemah 0,32%.

Nilai tukar mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS dicatatkan oleh yen Jepang dan bath Thailand. Dua mata uang ini tercatat menguat terhadap dolar AS masing-masing 0,13% dan 0,15%.

Melemahnya nilai tukar sejumlah mata uang terhadap dolar AS juga disebabkan oleh pernyataan bank sentral AS atau The Federal Reserve, yang pesimis ekonomi global mampu pulih cepat pasca-pandemi virus corona atau Covid-19. Pesimisme ini akhirnya ditanggapi negatif oleh pelaku pasar.

Proyeksi surplus neraca perdagangan Mei 2020 juga ia nilai tak akan berpengaruh banyak terhadap nilai tukar rupiah. Selain karena surplus neraca perdagangan tergolong kecil, penurunan aktivitas perdagangan justru bakal dipandang negatif oleh pelaku pasar.

Atas dasar tersebut, Ariston memprediksi nilai tukar rupiah masih dibayangi potensi pelemahan, dengan pergerakan di kisaran level Rp 14.050-14.300 per dolar AS.

(Baca: Pasar Was-was Gelombang II Corona, Rupiah Melemah ke 14 Ribu per US$)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria