Jokowi Sebut Dampak Ekonomi Krisis Corona Lebih Besar Daripada 1998

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/Pool/aww.
Presiden Joko Widodo mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020 akan terkontraksi hingga minus 3,8%.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Agustiyanti
9/7/2020, 20.27 WIB

Pandemi virus corona memukul perekonomian seluruh negara termasuk Indonesia. Presiden Joko Widodo menyebutkan krisis ekonomi akibat Covid-19 lebih besar dampaknya dari sisi ekonomi dibandingkan saat krisis keuangan 1998. 

"Ekonomi sekarang ini yang rusak bukan hanya sisi keuangan saja seperti 1998. Permintaan terganggu, suplai rusak, dari sisi produksinya juga. Hati-hati, ini harus semuanya mengerti dan paham mengenai ini," ujar Jokowi  di posko penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah di Palangka Raya, Kamis (9/7).

Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020 akan terkontraksi hingga minus 3,8%. Proyeksi pertumbuhan ini jauh di bawah realisasi kuartal pertama tahun ini yang masih tumbuh 2,97%. "Ini baru prediksi karena hitung-hitungannya belum keluar," katanya. 

(Baca: Pendapatan Negara Turun 9,8%, Defisit APBN Semester I Capai Rp 257,8 T)

Namun, ia menekankan krisis ekonomi tak hanya melanda Indonesia tetapi seluruh negara di dunia. Dia lantas mengutip data dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi yang merevisi pertumbuhan ekonomi global menjadi -6% hingga -7,6%. Pertumbuhan ekonomi Inggris bahkan diproyeksi negatif 15,4%.

Pertumbuhan ekonomi Jerman juga diperkirakan negatif 11,2% dan ekonomi Jepang negatif 8,3%."Perancis diperkirakan akan minus 17,2%," kata Jokowi.

Ia pun kembali mengingatkan, penanganan corona tak hanya perlu dilakukan dari sisi kesehatan. Penanganan corona dari sisi ekonomi juga harus dilakukan dengan baik.

(Baca: The Fed Ramal Pemulihan Ekonomi AS Mandek)

Jika hal itu tidak dilakukan, ekonomi akan semakin memburuk. Ini tentu berimbas kepada rendahnya kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut lebih lanjut dapat membuat imunitas masyarakat menjadi lemah dan mudah terkena penyakit.

"Oleh sebab itu betul-betul gas dan remnya ini dikendalikan benar," ujarnya. 

Sejumlah lembaga keuangan global sebelumnya telah merilis prediksi terhadap perekonomian Indonesia pada tahun ini. Mayoritas memprediksi ekonomi Indonesia akan negatif pada kuartal kedua dan ketiga, tetapi pulih pada kuartal IV seperti terlihat dalam databoks di bawah ini. 

Reporter: Dimas Jarot Bayu