Investor Khawatir Indonesia Resesi, Rupiah Sentuh 14.806 per Dolar AS

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Ilustrasi, petugas menunjukkan angka pada kalkulator di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Jakarta, Rabu (22/7/2020).
14/8/2020, 09.51 WIB

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II terkontraksi 5,32% secara tahunan (year on year/yoy). Pencapaian ini di bawah proyeksi pemerintah, minus 4,32%.

Dibandingkan kuartal sebelumnya atau quarter to quarter (qtq), ekonomi Indonesia juga tumbuh negatif 4,19%. Sedangkan sepanjang semester I, pertumbuhan ekonomi minus 1,62% yoy.

Kinerja perekonomian yang buruk itu, utamanya disebabkan oleh anjloknya konsumsi rumah tangga yang terkontraksi 6,51% qtq dan 5,51% yoy. Ini terjadi akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Padahal, konsumsi rumah tangga berkontribusi sekitar setengah dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Jika pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga kembali negatif, maka Indonesia resmi memasuki resesi.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria