Rupiah Melemah Dekati 14.100/US$ Tertekan Defisit Neraca Pembayaran

Adi Maulana Ibrahim |Katadata
ilustrasi. Kurs rupiah berpotensi menguat hari ini meski dibuka melemah.
22/2/2021, 10.05 WIB

Sebaliknya, Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Tjendra menilai minat pasar terhadap aset berisiko hari ini justru meningkat sehingga mendorong bursa  saham Asia menguat pagi ini . Nilai tukar regional juga terlihat menguat terhadap dolar AS. "Ekspektasi pemulihan ekonomi global mendorong penguatan sentimen tersebut," kata Ariston kepada Katadata.co.id.

Selain itu, sentimen positif datang dari ekspektasi perilisan stimulus besar pemerintah AS dan penurunan kasus baru covid-19 di dunia. Melansir laman resmi Worldometers, kasus pandemi dunia bertambah 909 menjadi 111,95 juta per pagi hari ini. Total kematian mencapai 2,48 juta dengan kesembuhan 87,32 juta.

Menurut Ariston, rupiah juga bisa menguat pagi ini karena sentimen-sentimen positif tersebut. "Di dalam negeri, penurunan kasus baru Covid-19 dan kemajuan program vaksinasi juga mendukung penguatan rupiah," ujar dia.

Meski demikian, ia mengingatkan bahwa pasar akan mewaspadai kenaikan tingkat imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS tenor jangka panjang hari ini. Untuk tenor 10 tahun, yield mencetak level tertinggi baru tahun ini di 1.36%, yang bisa berimbas ke penguatan dolar AS. Maka dari itu, potensi penguatan rupiah hari ini ada di rentang tipis Rp 14.000-14.100 per dolar AS.

Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS tercatat turun 0,1% ke level 90.27. Kendati begitu, mata uang Negeri Paman Sam terlihat melemah dibanding mayoritas mata uang utama seperti euro, pound Inggris, dolar Australia, serta dolar Kanada.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria