Ekspor-Impor Turun Tipis, Neraca Dagang Februari Surplus US$ 2 Miliar

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Ilustrasi. BPS mencatat ekspor pada Februari naik 8,56% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi US$ 15,27 miliar.
15/3/2021, 12.49 WIB

Penurunan impor golongan barang nonmigas secara bulanan terbesar pada Februari 2021  terjadi produk farmasi yang mencapai 38,03% menjadi US$ 96,9 juta.  Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada mesin dan perlengkapan elektrik mencapai 10,03% menjadi US$172,8 juta.

Berdasarkan kelompok penggunaan barang, impor barang modal naik 1,6% dibandingkan bulan sebelumnya atau 17,68% dibandingkan Februari 2020 menjadi US$ 1,97 miliar. Impor bahan baku atau penolong turun 0,5% dibandingkan bulan sebelumnya tetapi tumbuh 11,53% dibandingkan Februari 2020 menjadi US$ 9,94 miliar, sedangkan impor konsumsi turun 13,78% dibandingkan bulan sebelumnya tetapi melonjak 4359% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi US$ 1,41 miliar.

"Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Februari 2021 adalah Tiongkok US$ 8,06 miliar,  Jepang US$ 1,86 miliar, dan Singapura US$ 1,31 miliar," katanya. 

BPS mencatat neraca perdagangan secara kumulatif surplus mencapai U$ 3,96 miliar. Surplus tersebut lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 1,72 miliar. 

 Ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia Anthony Kevin sebelumnya memperkirakan neraca dagang mencetak surplus US$ 2,1 miliar pada Februari. "Dengan eskpor tumbuh 6,75% secara tahunan dan impor naik 11,5%," kata Anthony dalam keterangan resminya, Jumat (12/3).

Pertumbuhan ekspor secara tahunan seiring dengan pemulihan ekonomi dunia yang terus berlanjut. Pada Februari 2021, indeks manufaktur dari seluruh mitra ekspor utama Indonesia membukukan ekspansi.

Anthony menjelaskan bahwa kenaikan harga minyak kelapa sawit yang pesat pada Februari mendongkrak nilai ekspor ke Tiongkok dan India. Keduanya merupakan pembeli utama minyak kelapa sawit dari Indonesia.

Sementara dari perspektif impor, aktivitas manufaktur Indonesia membukukan ekspansi selama empat bulan berturut hingga Februari. Dengan demikian, ia memproyeksi  impor bahan baku akan membukukan pertumbuhan positif secara tahunan.

Impor bahan baku sendiri berkontribusi sebesar 73% dari total impor Indonesia. "Jika benar impor tumbuh positif pada bulan Februari, maka akan menandai ekspansi pertama dalam 20 bulan," ujar dia.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria