Impor Sepeda Terus Melonjak, Mayoritas dari Tiongkok

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc.
Ilustrasi. BPS mencatat mayoritas sepeda dan komponennya diimpor dari Tiongkok.
4/6/2021, 12.06 WIB

Tren gowes diprediksi tetap booming pada tahun 2021 seiring perubahan gaya hidup masyarakat selama pandemi corona. Produsen sepeda Element memperkirakan  permintaan sepeda bisa tumbuh mencapai 30-40% pada 2021.

Meski begitu, pertumbuhan permintaan tersebut melandai dibandingkan 2019 dan 2020 yang bisa mencapai hingga 200%. Ini dikarenakan kepemilikan sepeda di masyarakat mulai meningkat.

CEO PT Roda Maju Bahagia (RMB) Hendra mengatakan, secara keseluruhan pertumbuhan industri sepeda masih cukup baik tahun depan. "Sepeda di 2021 over all masih okelah, cuma memang tak setinggi 2020," ujarnya dalam webinar Indonesia Industry Outlook 2021: The Bicycle Boom: Big Opportunity, Big Profit, akhir tahun lalu.

Dari sisi regulasi, industri dalam negeri menurutnya didukung oleh aturan pembatasan impor sepeda melalui Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 68 Tahun 2020. Sementara di daerah, mulai banyak fasilitas khusus jalur pesepeda seperti di Jakarta dan Semarang. Bahkan, untuk sepeda lipat diperbolehkan masuk ke dalam kereta dan moda raya terpadu (MRT). Sepeda kini dinilai mengalami perluasan fungsi sebagai alat transportasi, terlebih di masa pandemi.

Ketika banyak orang takut menggunakan kendaraan umum, alat ini diandalkan untuk mendukung kegiatan mobilitas, seperti untuk bekerja atau bike to work. Tak hanya itu, sepeda juga dianggap sebagai barang koleksi. Sehingga konsumen biasanya menginginkan model serta karakteristik yang berbeda-beda. Hal-hal tersebut, menurut Hendra, bisa menciptakan peluang permintaan baru. 

Di sisi lain, penjualan sepeda motor pada April 2021 justru menurun 9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria