Rupiah Berpotensi Tertekan Rekor Kasus Covid-19 dan Stimulus Biden

ANTARA FOTO/Reno Esnir/aww.
Ilustrasi. Rupiah berpotensi melemah tertekan rekor baru kasus Covid-19 serta stimulus infrastruktur terbaru Presiden AS Joe Biden.
25/6/2021, 10.02 WIB

Sedangkan Presiden Joko Widodo telah memperketat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan masyarakat (PPKM) mikro sejak Selasa (22/6). Presiden juga memerintahkan kepala daerah menjalankan pembatasan ini dengan maksimal.

Dengan lonjakan kasus tersebut, Ariston menilai pembatasan aktivitas yang lebih ketat mungkin perlu dilakukan bila kenaikannya masih bertahan sepekan ke depan. Hal tersebut tentunya bisa menahan laju pemulihan ekonomi.

Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini berpotensi melemah ke arah resisten Rp 14.480 per dengan potensi support di kisaran 14420.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri turut memperkirakan mata uang Garuda masih akan melanjutkan pelemahan ke rentang Rp 14.423 - 14.484 per dolar AS, seiring dengan makin melonjaknya kasus corona di dalam negeri. "Dari eksternal, pernyataan Presiden AS Joe Biden terhadap stimulus ekonomi lanjutan dan membaiknya data tenaga kerja Negeri Paman Sam pun akan menjadi sentimen tambahan terhadap penguatan dolar AS nantinya," kata Reny kepada Katadata.co.id, Jumat (25/6).

Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS turun 0,04% ke level 91.76. Dengan begitu, mata uang Negeri Paman Sam pun melemah terhadap mayoritas mata uang utama seperti euro, pound Inggris, dolar Australia, dolar Kanada, dan franc Swiss.

Biden pada Kamis (24/6) mengatakan kesepakatan stimulus infrastruktur telah tercapai. "Kami memiliki kesepakatan," ujar Biden kepada wartawan di Gedung Putih, seperti dikutip dari Reuters.

Gedung Putih menyatakan kesepakatan infrastruktur akan mencakup pengeluaran baru senilai US$ 579 miliar. Partai Republik telah menentang usulan presiden untuk menaikkan tarif pajak perusahaan menjadi 28% dari 21%.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria