IHSG Diprediksi Lanjutkan Penurunan, Saham Konsumer Direkomendasikan
Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi kembali turun pada perdagangan Kamis (9/9). Indeks masih akan tertekan di tengah antisipasi pasar terhadap kebijakan Bank Sentral AS, The Federal Reserve.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan, penurunan IHSG diakibatkan oleh kekhawatiran terhadap bank sentral Amerika Serikat, The Fed, yang mempercepat pelonggaran stimulus atau tapering off. Namun sejumlah data perekonomian AS tidak sesuai ekspektasi.
Ia pun memperkirakan indeks masih akan bergerak turun pada hari ini. Investor masih mencermati beberapa data dari dalam dan luar negeri.
"Pelaku pasar masih akan mengantisipasi kelanjutan akan rencana tapering The Fed," kata Dennies dalam riset tertulisnya.
Ia memperkirakan, area pergerakan support akan ada di level 5.977 dan 5.928, sedangkan resistance ada di level 6.172 dan 6.099.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Ketika menyentuh support, harga biasanya akan kembali ke atas karena peningkatan pembelian. Namun jika tembus, harga akan terus turun untuk menemukan titik support baru.
Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar sehingga laju kenaikan terhambat.
Dennies menilai, ada beberapa saham yang layak mendapat perhatian oleh pelaku pasar saham hari ini, di antaranya PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
Sementara CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya juga memperkirakan indeks masih akan tertekan. Berdasarkan analisisnya secara teknikal, indeks diperkirakan bergerak di level 5.969 dan 6.202.
William mengatakan, pola pergerakan IHSG hingga saat ini masih terlihat betah berada dalam fase konsolidasi. Potensi tekanan masih terlihat akan membayangi pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang.
Sementara fluktuasi harga komoditas serta nilai tukar rupiah belum akan memberikan pengaruh terhadap pola gerak IHSG mengingat kondisi sektor riil yang masih melambat.
"Namun, momentum dari pergerakan yang fluktuatif di dalam pergerakan IHSG dapat dimanfaatkan bagi investor jangka pendek, menengah maupun panjang," kata William.
Ada beberapa saham yang menurutnya layak untuk diperhatikan oleh investor pasar saham pada hari ini di antaranya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Astra International Tbk (ASII), PT Wijaya karya (WIKA), Mayora Indah Tbk (MYOR), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
IHSG ditutup anjlok 1,41% menjadi 6.026 pada perdagangan kemarin (8/9). Bursa saham Wall Street tadi malam juga berakhir di zona merah. Dow Jones turun 0,2%, S&P 500 0,13%, dan Nasdaq 0,57%.