IHSG Berpotensi Naik Hari Ini, Analis Rekomendasikan Saham Blue Chip

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.
Ilustrasi. IHSG pada perdagangan Selasa (19/10) ditutup melemah 0,04% ke posisi 6.656.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Agustiyanti
21/10/2021, 06.13 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan naik pada perdagangan hari ini, Kamis (21/10) kembali mencoba mendekati level tertinggi sepanjang sejarah 6.689 pada 19 Februari 2018. Analis merekomendasikan para investor untuk memantau pergerakan saham-saham blue chip.

Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan indeks berpotensi naik hari ini, menguji level resistance tertinggi sepanjang masa.  Berdasarkan analisisnya secara teknikal, area resistance ada di level 6.718 dan 6.688. Sementara, area support ada di level 6.624 dan 6.590.

Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Ketika menyentuh support, harga biasanya akan kembali ke atas karena peningkatan pembelian. Namun jika tembus, harga akan terus turun untuk menemukan titik support baru.

Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar sehingga laju kenaikan terhambat.

"Pergerakan indeks juga akan akan didorong oleh rilis laporan keuangan seiring mulai memasukinya musim rilis kinerja kuartal III-2021," ujar Dennies dalam risetnya. 

Dennies merekomendasikan saham Wijaya karya (WIKA), Indah Kiat Pulp & Paper (INKP), dan Semen Indonesia (SMGR) untuk tahan jika sudah memilikinya. Sementara saham Bank CIMB Niaga (BNGA) direkomendasikan beli.

CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya juga menilai IHSG berpotensi bergerak pada zona hijau. Namun, pererakan IHSG akan relatif terbatas. Potensi koreksi wajar masih cukup besar seiring sentimen pergerakan harga komoditas yang sedang bergerak melemah.

Berdasarkan analisisnya, IHSG akan berada di rentang 6.472 dan 6.691. "Arus modal masuk yang mulai kembali ke dalam pasar modal Indonesia dapat menjadi penunjang bagi kenaikan jangka pendek IHSG," kata William.

Wiliam merekomendasikan sejumlah saham untuk dipantau investor, seperti Astra International (ASII), Unilever Indonesia (UNVR), Indofood Sukses Makmur (INDF), Bank Negara Indonesia (BBNI), dan Bank Mandiri (BMRI).

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova juga mengatakan, IHSG dapat melanjutkan fase kenaikan jangka menengahnya. Berdasarkan analisisnya, indeks menuju target berikutnya di 6.799 jika mampu menembus resistance terdekat di 6.692.

"Namun sepanjang masih ditutup di bawah resistance tersebut, maka IHSG masih berpeluang untuk melemah menuju support di 6.543," kata Ivan.

Adapun saham-saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, menurut dia, antara lain Aneka tambang (ANTM), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Mandiri (BMRI), Perusahaan Gas Negara (PGAS), dan Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA).

IHSG pada perdagangan Selasa (19/10) ditutup melemah 0,04% ke posisi 6.656. Sementara itu, bursa saham Wall Street tadi malam ditutup bervariasi. Dow Jones dan S&P 500 naik masing-masing  0,43% dan 0,34%, sedangkan Nasdaq anjlok 4,64%. 

Reporter: Ihya Ulum Aldin