Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Diramal Melambat Jadi 3,6% Akibat PPKM
Pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga tahun ini diperkirakan melambat dibandingkan kuartal sebelumnya akibat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Namun, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini masih berpotensi mencapai target pemerintah 3,7% hingga 4,5% seiring semakin terkendalinya kasus Covid-19 dan berbagai pelonggaran pembahasan.
Konsensus pasar yang dihimpun Katadata.co.id memperkirakan ekonomi pada kuartal ketiga tahun ini tumbuh 3,64%. Prediksi ini lebih rendah dari proyeksi pemerintah sebesar 4,5% dan realisasi kuartal kedua yang mencapai 7,07%.
Ekonom BCA David Sumual memperkirakan ekonomi pada Juli-September 2021 tumbuh 1,68% dibandingkan kuartal sebelumnya dan 3,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ia merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III dari proyeksi sebelumnya yang hanya mencapai 3,5% seiring kondisi konsumsi rumah tangga yang lebih baik.
“Konsumsi ternyata masih cukup bagus dan kita tertolong dengan ekspor yang sangat bagus pada Juli-September,” ujar David kepada Katadata.co.id.
Data Badan Pusat Statistik mencatat ekspor sepanjang tahun ini hingga September 2021 mencapai US$ 164,29 miliar, melonjak 40,38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan impor melonjak 40,31% menjadi US$ 139,22 miliar sehingga tercapai surplus perdagangan US$ 25,07 miliar.
Adapun khusus pada Juli-September, ekspor tercatat mencapai US$ 59,74 miliar atau naik 10,11% dibandingkan US$ 53,97 miliar pada April-Juni. Sedangkan impor naik 3,7% dari US$ 46,03 miliar menjadi US$ 48 miliar.
Namun, David menilai kontribusi ekspor terhadap perekonomian pada tiga bulan terakhir tahun ini tak akan sekencang kinerja kuartal ketiga. Sementara itu, perekonomian akan terbantu oleh konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah yang akan tumbuh lebih baik.
“Secara keseluruhan tahun ini, ekonomi masih dapat tumbuh sekitar 4%,” kata dia.
Sementara itu, Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan ekonomi kuartal III 2021 hanya akan tumbuh di kisaran 3,48% secara tahunan, tak sampai separuh pertumbuhan kuartal sebelumnya.
Komponen konsumsi rumah tangga dan investasi (PMTB) yang berkontribusi besar terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) diperkirakan juga melambat.
"Perlambatan laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh penurunan mobilitas masyarat sepanjang kuartal ketiga, mengingat pemerintah memberlakukan PPKM pada periode tersebut," kata Josua.
Perlambatan juga terindikasi dari indeks keyakinan konsumen (IKK) sepanjang Juli-September terus berada di bawah 100 poin. IIKK ini menunjukkan sentimen pesimistis.
Dari sisi konsumsi durable goods alias barang tahan lama, pertumbuhan penjualan mobil ritel tercatat naik tumbuh 82% secara yoy, tetapi melambat dari kuartal sebelumnya 194%. Begitu juga penjualan motor yang melambat dari pertumbuhan 269 yoy, menjadi 32% sepanjang Juli-September.
Namun, ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2021 akan meningkat dibandingkan kuartal III-2021 seiring konsumsi rumah tangga yang membaik. Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi FY2021 masih berada di kisaran 3,4-3,8%.