PPKM Longgar, Stafsus Jokowi Pede Ekonomi Kuartal IV Akan Jauh Membaik
Pemerintah telah melonggarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah wilayah. Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta pun yakin, pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2021 akan lebih meningkat dibandingkan kuartal III tahun ini.
Optimisme tersebut dengan melihat pelonggaran aktivitas masyarakat serta capaian pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021 yang masih berada pada zona positif.
Badan Pusat Statistik (BPS) har ini, Jumat (5/11), melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021 sebesar 3,51% dibandingkan tahun lalu pada kuartal yang sama.
"Kami meyakini Indonesia mampu menggenjot lagi pertumbuhan ekonominya pada kuartal IV-2021, setelah pergerakan masyarakat mulai diperlonggar," kata Budimanta saat dihubungi katadata.co.id, Jumat (5/11).
Apalagi, kasus Covid-19 pada beberapa bulan terakhir sangat melandai.
Bahkan, kasus di Tanah Air mengalami perbaikan tertinggi di dunia sehingga aktivitas ekonomi kembali menggeliat.
Terkait capaian pertumbuhan ekonomi kuartal III, ia menilai realisasi mencerminkan pertumbuhan positif di tengah puncak pandemi pada Juli-September 2021.
Padahal, Indonesia menerapkan pembatasan aktivitas masyarakat setelah terjadi peningkatan kasus positif dan kematian.
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi itu mencerminkan proses adaptasi kegiatan masyarakat di tengah pandemi. Hal ini menjadi modal sosial yang kuat bagi ekonomi Indonesia untuk terus tumbuh.
"Meskipun pandemi belum sepenuhnya berakhir," ujar dia.
Sementara, Budimanta menilai konsumsi rumah tangga pada kuartal III menunjukkan tren yang baik walau terdapat pengetatan PPKM.
Ia memprediksi, konsumsi rumah tangga akan terus meningkat pada kuartal IV lantaran adanya pelonggaran pembatasan.
Selain itu, ia memperkirakan perekonomian nasional akan segera pulih ke level normal dalam waktu dekat apabila capaian ekspor bisa dipertahankan. Apalagi, negara mitra juga mengalami pertumbuhan positif pada kuartal III 2021.
Pertumbuhan ekonomi Singapura pada kuartal III tumbuh sebesar 6,5% secara year-on year (yoy), Amerika Serikat 4,9%, Tiongkok 4,9%, Korea Selatan 4%, Uni Eropa 3,9%, dan Hong Kong 5,4%.
Kondisi perekonomian yang meningkat secara global akan menjadi peluang bagi Indonesia untuk mendorong perekonomian pada kuartal berikutnya.
Meski begitu, ia tetap mengingatkan situasi pandemi belum sepenuhnya berakhir.
Untuk itu, masyarakat harus tetap menjaga protokol kesehatan agar pengetatan aktivitas tidak terjadi kembali.
"Sehingga tidak ada alasan bagi pelaku usaha maupun investor untuk menahan ekspansi dan investasinya," katanya.
Sebelumnya, BPS mencatat konsumsi rumah tangga pada kuartal III 2021 hanya tumbuh 1,03% secara year-on-year (yoy).
Konsumsi melambat seiring Pemberlakuan Pembatasan Mobilitas Masyarakat (PPKM) yang membatasi mobilitas masyarakat.
"Yang menahan pertumbuhan konsumsi rumah tangga karena adanya kontraksi pada jumlah penumpang angkutan rel dan udara baik domestik maupun internasional," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/11).
Berdasarkan komponen pembentuknya, pertumbuhan tertinggi pada komponen perdagangan internasional.
Ekspor berhasil tumbuh 29,16%, begitu juga impor yang tumbuh lebih tinggi yakni 30,11%.
Meski demikian empat komponen lainnya masih tumbuh positif sekalipun melambat.
Konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 1,03%, konsumsi LNPRT tumbuh 2,96%, konsumsi pemerintah 0,66% dan investasi (PMTB) tumbuh 3,74%.