Impor dari Cina Melonjak US$ 1,17 M, Apa Saja Barangnya?

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.
Ilustrasi. BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia secara keseluruhan pada bulan lalu surplus seebsar US$ 3,51 miliar.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
15/12/2021, 13.01 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor dari Cina melonjak pada November mencapai US$ 1,17 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan impor ini tak sejalan dengan kinerja ekspor yang justru anjlok. 

"Impor kita naik paling tinggi dari Cina. Komoditasnya, yakni mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya, kemudian juga mesin peralatan elektrik dan bagiannya serta impor produk farmasi," kata Margo dalam konferensi pers virtual, Rabu (15/12).

Dengan perkembangan tersebut, total impor dari Cina pada November mencapai US$ 5,78 miliar. Cina masih menjadi negara eksportir utama RI dengan pangsa 35,44% dari total impor Indonesia bulan lalu.

Selain dari Cina, kenaikan juga terjadi untuk impor dari Korea Selatan sebesar US$ 271,1 juta, disusul Amerika Serikat sebesar US$ 117,3 juta, Thailand US$ 112,1 juta dan Jepang US$ 98,6 juta. 

Kenaikan impor dari Cina yang melesat berbanding terbalik dibandingkan dari Cina yang justru anjlok. BPS melaporkan nilai ekspor Indonesia ke Cina pada November turun sebesar US$ 515,1 juta.

"Penurunan tertinggi adalah ke Cina, komoditasnya ke Cina yg turun cukup besar adakah komoditas besi dan baja, dikuti bahan bakar mineral," kata Margo.

Margo melaporkan total ekspor ke Cina pada November sebesar US$ 5,41 miliar. Meski turun, Cina masih menjadi negara tujuan ekspor utama Indonesia dengan pangsa 25,16%.

Dengan perkembangan tersebut, BPS juga mencatat perdagangan dengan Cina pada bulan lalu defisit sebesar USS 366,4 juta. Meski defisit dengan Cina, BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia secara keseluruhan pada bulan lalu  surplus seebsar US$ 3,51 miliar.

Kinerja surplus dagang pada November merupakan yang terendah dalam lima bulan terakhir. Sepanjang Juli-Oktober, surplus neraca dagang konsisten berada di atas US$ 4 miliar. Surplus neraca dagang sempat menyentuh rekor tertingginya sepanang sejarah pada bulan Oktober sebesar US$ 5,74 miliar.

Penurunan pada nilai surplus neraca dagang November terutama karena nilai impor tumbuh lebih cepat dibandingkan ekspor. Nilai ekspor bulan November sebesar US$ 22,84 miliar, naik 3,69% dari bulan sebelumnya. Sementara itu, nilai impor Indonesia tercatat US$ 19,33 miliar, naik 18,62% dari bulan sebelumnya.

Reporter: Abdul Azis Said