Airlangga Optimistis Presidensi G20 Bisa Menarik Minat Investor Global

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Menko Perekonomian Airlangga mengatakan, pertemuan pemimpin negara-negara G20 akan menjadi platform kerja sama ekonomi dengan tiga sektor utama yang akan dibahas.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
20/12/2021, 10.51 WIB

Indonesia menjadi tuan rumah atau presidensi G20 sejak awal Desember dan akan menggelar ratusan pertemuan selama setahun ke depan. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis perhelatan ini dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian domestik, khususnya invetasi.

“Hal ini akan mendorong kepercayaan dari investor global untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional,” kata Airlangga dalam keterangan resminya dikutip Senin (20/12).

Airlangga mengatakan, penyelenggaran presidensi G20 berpeluang meningkatkan konsumsi domestik dalam negeri hingga Rp 1,7 triliun. Selain itu, gelaran ini akan menyumbang tambahan Rp 7,47 triliun ke Produk Domestik Bruto (PDB) serta menyerap sekitar 33 ribu tenaga kerja di berbagai sektor industri.

Benefit dari Presidensi G20 ini bukan hanya dirasakan dari sisi ekonomi saja. Airlangga mengatakan, Indonesia juga bisa mendorong implementasi nilai-nilai masyarakat lokal, yakni musyawarah dan mufakat untuk menjembatani keberagaman yang ada dalam Forum G20.

“Indonesia dan masyarakat dunia sedang menunggu Presidensi G20 Indonesia untuk mengambil kebijakan yang berwawasan ke depan, bersifat inklusif dan langkah-langkah yang konkret di luar narasi-narasi politik,” ujar dia.

Airlangga mengatakan, pertemuan pemimpin negara-negara G20 akan menjadi platform kerja sama ekonomi dengan tiga sektor utama yang akan dibahas. Ini antara lain, terkait arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi melalui digitalisasi, dan transisi menuju energi yang berkelanjutan.

Pembahasan terkait arsitektur kesehatan global telah dibahas dalam pertemuan jalur keuangan beberapa pekan lalu. Dalam pembahasan tersebut, negara-negara G20 akan membicarakan rencana pembentukan gugus tugas untuk persiapan pandemi di masa mendatang.

Dari aspek ekonomi digital, pertemuan G20 diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap sektor-sektor digital yang potensial menjadi sumber pertumbuhan baru bagi perekonomian global. Sementara untuk sektor energi terbarukan, Presidensi G20 diharap dapat melahirkan terobosan baru dari sisi adopsi teknologi yang terjangkau hingga mekanisme pembiayaan.

"Dalam upaya ini, kita akan melibatkan peran serta ilmuwan dan akademisi yang tergabung dalam Think 20 dan Science 20 yang ini diharapkan bisa memberikan kontribusi ke tiga bidang tersebut juga transisi energi,” kata Airlangga.

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya menjelaskan, akan terdapat lebih dari 150 pertemuan tingkat pimpinan, menteri, deputi, hingga working group selama Indonesia menjalankan presidensi G20 yang sudah dimulai pada 1 Desember 2021. Dari total pertemuan tersebut, akan ada 28 pertemuan di bidang keuangan.

Pertemuan G20 akan terbagi dalam dua jalur, jalur Sherpa atau sherpa track dan jalur keuangan atau financial track. Jika financial track fokus pada pembahasan isu ekonomi dan keuangan, di jalur Sherpa lebih luas, mencakup pendidikan, edukasi, iklim hingga pariwisata.

Pertemuan Sherp track pertama sudah dimulai sejak 7-8 Desember yang lalu dan dihadiri oleh 38 negara, sebagian besar hadir secara fisik dan sebagian melalui virtual. Sementara untuk jalur keuangan, pertemuan perdana digelar pada 9-10 Desember secara fisik di Bali.

Reporter: Abdul Azis Said

Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.